jpnn.com, TAPSEL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padangsidimpuan menetapkan status tanggap darurat bencana daerah selama tujuh hari pasca-banjir bandang yang melanda daerah itu.
“Pertama, kita menetapkan status tanggap darurat, selama tujuh hari,” ujar Kepala BPBD Khairul Harahap kepada Metro Tabagsel di Aula Setda Pemko Padangsidimpuan, hari ini.
BACA JUGA: Pemerintah Harus Sigap Tangani Bencana Alam di Madina
Khairul juga memaparkan kondisi terkini terkait dengan jumlah korban jiwa dan titik-titik kerusakan. Seterusnya menyampaikan lokasi Posko Induk tanggap darurat bencana daerah yang ditetapkan di Jalan Kemuning tepatnya Eks Kantor BPBD.
“Korban jiwa yang kita ketahui saat ini ada lima orang, empat orang satu keluraga di Kelurahan Lubuk Raya, dan 1 orang di Gang Raya Kelurahan Batang Ayumi Julu,” tuturnya.
BACA JUGA: Lima Orang Tewas Akibat Banjir di Sidempuan
Sementara itu, Wali Kota Padangsidimpuan, Andar Amin Harahap menyampaikan turut berduka cita atas musibah yang terjadi di seluruh kecamatan yang terkena dampak banjir di Kota Padangsidimpuan.
“Atas nama pemerintah mengatakan turut berduka cita. seluruh kecamatan di Kota Psp kena dampak banjir, tapi yang paling parah tadi ada beberapa titik. Sampai saat ini dipastikan ada lima orang,” sebut Andar.
BACA JUGA: Guru Honor Ini Lega Suratnya sampai ke Presiden, Isinya
Wali kota juga bersyukur atas ditemukannya seluruh jenazah korban yang hanyut dalam peristiwa banjir tersebut.
“Alhamdulillah jenazahnya sudah ditemukan. Harapan saya, tangkap darurat sudah kita susun. Pagi ini kita nyatakan. Sedangkan pelaksanaannya, koordinasi dari segara lini dan segala unsur termasuk penanganannya,” tuturnya.
Lebih lanjut, Wali kota menegaskan agar seluruh instansi terkait memperhatikan situasi pasca banjir, mulai dari korban hingga kebutuhannya.
Sementara itu, warga meminta Bupati Tapsel Syahrul M Pasaribu melakukan langkah cepat, dalam menangani putusnya jembatan Batang Ayumi, di Desa Sibio-bio, Kecamatan Angkola Timur, pasca banjir bandang, Minggu (26/3) lalu.
Putusnya jembatan dengan bentang sekira 30 meter ini, sangat berdampak buruk pada masyarakat setempat. Jembatan itu memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat setempat.
“Jembatan ini putus saat terjadinya banjir bandang Minggu lalu. Ratusan KK warga terisolir, dengan putusnya jembatan itu. Untuk menuju Kantor Bupati Tapsel di Sipirok, selama ini mereka menggunakan jalur Sijungkang-Sitorbis melalui jembatan yang sudah hacur tersebut.”
“Namun, akibat putusnya jembatan, mereka terpaksa berputar ke arah Kota Padangsidimpuan lalu menuju Sipirok. Tentunya sangat jauh. Sehingga, Bupati harus memperhatikan kondisi kerusakan fasilitas umum tersebut,” ungkap Efendi Rambe, salah seorang pemerhati pembangunan dan sosial kemasyarakatan.
Dikatakan, selain akses jalan menuju kantor bupati terputus, jembatan tersebut juga memutuskan hubungan warga menuju Kecamatan Marancar dan kecamatan lainnya di Tapsel. (bsl/mt)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jalan di Madina Jelek Jokowi Sentil Gubernur dan Bupati
Redaktur & Reporter : Budi