jpnn.com, MALANG - Tim Kunjungan Kerja Komisi IX DPR RI ke RSUD dr. Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur mendapatkan informasi dari Dirut RS tersebut bahwa BPJS Kesehatan menunggak pembayaran sebesar Rp 62,251 miliar.
“Permasalahan BPJS Kesehatan bukan hanya terjadi di Malang, tapi hampir di seluruh Indonesia. Saat ini ada masalah besar, yaitu penundaan pembayaran,” kata Ketua Tim Kunker Komisi IX DPR RI Ermalena kepada wartawan di Malang, Jawa Timur, Rabu (28/2/2018).
BACA JUGA: Sekolah di Sulut Minim Perlengkapan
Selanjutnya, kata Ermalena yang juga Wakil Ketua Komisi IX itu, pertanyaannya adalah apakah penundaan tersebut masalahnya dari sisi administrasi atau penundaan pembayaran dikarenakan memang tidak ada anggaran di BPJS Kesehatan.
Menurut politikus PPP ini, Komisi IX ingin mendapatkan jawaban yang sesungguhnya. Pasalnya, dari keterangan Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan Mira Anggraini saat pertemuan Tim Komisi IX dengan Direksi RSUD dr. Saiful Anwar, sebetulnya bukan penundaan tapi ada tahap berikutnya yang akan dibayarkan.
BACA JUGA: Komisi III Bahas Optimalisasi Tugas Kejaksaan Tinggi Jateng
“Tapi di sisi lain, kita juga mendengar memang fresh money itu sudah tidak ada lagi di BPJS Kesehatan. Artinya ada kesulitan yang dihadapi BPJS,” jelas politikus asal dapil NTB ini.
Dalam momentum rapat dengan BPJS Kesehatan, sambungnya, Komisi IX berharap bahwa peserta non-Penerima Bantuan Iuran (PBI) atau BPJS Mandiri harus dikejar. Karena konsepnya adalah subsidi silang.
BACA JUGA: Setjen dan BK DPR Komitmen Perangi Narkoba
Karena subsidi silang, tegasnya, maka tidak mungkin jumlah peserta BPJS Kesehatan Mandiri sekarang tidak cukup banyak untuk bisa membantu mereka sendiri. Yang terjadi saat ini, dana PBI banyak yang masuk ke BPJS Mandiri.
“Kendala lain yang dihadapi adalah banyak sekali masyarakat kita yang ikut BPJS Mandiri itu, ketika sakit mendaftar keanggotaan, namun kemudian ketika sudah sembuh lupa membayar iurannya,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ermalena mengimbau betul kepada masyarakat Indonesia untuk tidak melakukan hal tersebut. Karena hal tersebut dinilai tidak bijaksana. Ia menegaskan, pelayanan kesehatan memerlukan biaya yang sangat besar. “Dan kalau sudah sembuh, kemudian tidak membayar, artinya sebetulnya ada hak orang lain yang ia pakai. Kita berharap ini tidak terjadi," harapnya.
Komisi IX, kata Ermalena lagi, meyakini bahwa ini bukan hanya terjadi di Malang, tapi di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, temuan ini merupakan materi yang sangat serius yang akan dibicarakan Komisi IX DPR bersama BPJS Kesehatan di rapat-rapat berikutnya.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Dorong Realisasi Target 1 Juta Wisman ke Danau Toba
Redaktur : Tim Redaksi