jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito, mengklaim selama 2014-2019 sukses menarik investor baru masuk ke Indonesia.
Tercatat, dalam periode tersebut masuk 40 industri farmasi baru yang meliputi 23 industri farmasi lokal dan 17 industri farmasi asing. Sampai saat ini terdapat 224 industri farmasi di Indonesia.
BACA JUGA: BPOM Bentuk Satgas Hilirisasi Hasil Riset Obat dan Makanan
"Alhamdulillah, meski kami bekerja dalam diam tetapi hasilnya tampak nyata. Badan POM di tengah anggaran minim mampu menunjukkan capaian kinerja yang positif," kata Penny dalam Refleksi Akhir Tahun dan Outlook 2020, di Jakarta, Kamis (19/12).
Dia menambahkan, percepatan perizinan untuk sarana dan produk, pendampingan dan fasilitasi bagi industri serta UMKM dalam penerapan good practices dan pemenuhan persyaratan, serta hilirisasi riset adalah upaya sinergis Badan POM dalam mendukung pertumbuhan industri serta peningkatan daya saing produk obat dan obat tradisional.
BACA JUGA: DPR Minta Menkes Terawan Tidak Usah Repot soal BPOM
Untuk pertumbuhan Industri Obat Tradisional (IOT) dan UMKM OT, dari 2017 hingga Oktober 2019 jumlah menunjukkan peningkatan dari 626 menjadi 672 (UMKM OT). Dan dari 124 menjadi 129 (Industri Obat Tradisional).
Menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2016 tentang Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan, Badan POM menginisiasi pembentukan Satuan Tugas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Produk Biologi dan Fitofarmaka.
BACA JUGA: Industri Farmasi Minta Jatah Bayar Obat BPJS 25 Persen
Kedua Satgas tersebut melibatkan akademisi, pelaku usaha, dan pemerintah untuk menjembatani komersialisasi hasil riset menjadi produk yang sesuai kebutuhan pasar.
"Badan POM menginisiasi dan mengawal hilirisasi riset obat dan makanan dengan pemanfaatan sumber daya lokal sebagai bagian dari peningkatan kemandirian bangsa Indonesia," ujarnya.
Badan POM juga memberikan asistensi dan konsultasi kepada peneliti dari perguruan tinggi dan industri farmasi untuk memenuhi standar dan persyaratan perizinan.
Contoh produk yang sudah berhasil dilakukan hilirisasi sampai produk komersial adalah stem cell yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga Surabaya dan Albumin dari ikan gabus yang dikembangkan oleh Universitas Hasanudin Makassar bersama PT. Royal Medika. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad