BPPSDMP Lakukan Penguatan Penyuluh Lewat Kostratani

Kamis, 11 Maret 2021 – 14:20 WIB
BPPSDMP melakukan penguatan kapasitas penyuluh melalui Kostratani. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melakukan penguatan kapasitas penyuluh melalui Kostratani.

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menyatakan, penguatan kapasitas penyuluh akan berbanding luruh dengan peningkatan produktivitas pertanian.

BACA JUGA: BPPSDMP Kementan Puji Keberhasilan BPP Memajukan Pertanian di Ngawi

Menurut Dedi, negara maju di berbagai belahan dunia diawali oleh kemajuan di sektor pertanian. Syaratnya, kata dia adalah Indonesia harus memiliki penyuluh yang hebat didukung teknologi yang baik. Hal itu juga berlaku untuk Indonesia.

“Kalau kita ingin pertanian maju, kita benahi penyuluh dan petaninya, pengungkit terbesar produktivitas adalah petani dan penyuluh, bukan benih, pupuk ataupun alsintan. Untuk mencapai itu pemberdayaan penyuluh dimulai dari BPP di Kecamatan yang kita sebut dengan kostratani” kata dia dalam keterangan yang di terima, di Jakarta, Kamis (11/3).

BACA JUGA: Kostratani: BPP Reborn di Era 4.0 Tingkatkan Produktivitas Pangan Negeri

Dedi menjelaskan, selama pendemi Covid-19 pertanian tetap bisa bertahan. Meski pemotongan anggaran dilaksanakan, dia berujar, PDB pertanian meningkat sampai 16 persen.

"Mengapa poduktivitas meningkat sedangkan pemotongan anggaran terjadi, itu karen petani dan penyuluh turun kelapangan. Petani, Penyuluh, Poktan, Gapoktan, KWT merupakan Pengungkit terbesar produktivitas pertanian” tutur Dedi.

BACA JUGA: BPPSDMP Kementan Perkuat BPP Kostratani

Lebih lanjut Dedi menegaskan bukti keberhasilan penyuluh adalah produktivitas pertanian yang meningkat. Dia menyebutkan, penyuluh yang hebat adalah penyuluh yang berpikir bagaimana meningkat produktivitas hasil pertanian petaninya, mengendalikan hama, hasil pertanian bisa dipasarkan, dan menguntungkan petani.

"Sehingga produktivitas meningkat adalah bukti keberhasilan penyuluh," papar dia.

Kedepan Dedi berharap kerja sama dari camat, babinsa, BPP dan petani untuk terus meningkatkan produktivitas pertanian, tentunya pemerintah pusat akan memberi dukungan yang kuat untuk mencapai target ini.

Sementara Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Banyuasin, Zainudin menyatakan mendukung penuh program Kostratani dari Kementan. Hal ini karena sejalan dengan program Kabupaten Banyuasin yaitu pertanian bangkit.

Dia menyebut, Banyuasin sebagai sentra produksi beras terbesar di Sumatera Selatan akan fokus pada peningkatan produktivitas.

"Apalagi sekarang selain SDM penyuluh PNS, PPPK, THL ada tambahan Penyuluh pendamping untuk peningkatan perekonomian petani," papa dia.

PPL Desa Gelebak Dalam Kecamatan Rambutan Ubaidillah Akhyar menyatakan, potensi sawah yang ada di desanya seluas 884 hektare dan untuk luasan IP 200 sebesar 436 hektar.

"Saat ini panen kelompok tani Sukajadi luas 22,5 hektare dengan jumlah petani 33 orang yang diketuai Ahyaudin dengan produktivitas 6,2 ton dengan varietas Ciherang," kata dia.

Sebagai informasi tambahan, turut hadir pada kegiatan penguatan kapasitas penyuluh melalui Kostratani Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Selatan, Camat Rambutan, Danramil 430-03, Kapolsek Rambutan, KTNA Kecamatan Rambutan, BPTP Sumatera Selatan, Balai Karantina Kelas I Palembang, Kepala Desa Gelebak Dalam, Gapoktan dan petani Desa Gelebak Dalam. (ikl/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler