Brexit Jadi Isu Panas Lagi, Politikus Muslim Ini Pemicunya

Rabu, 27 September 2017 – 21:33 WIB
Wali Kota London Sadiq Khan. Foto: Standart.co

jpnn.com, LONDON - Brexit menjadi isu panas di konferensi tahunan Partai Buruh Inggris. Itu terjadi setelah Wali Kota London Sadiq Khan mengusulkan agar ada referendum kedua.

Tujuannya, kembali menanyakan kepada publik apakah mereka benar-benar ingin keluar dari Uni Eropa (UE) atau tidak.

BACA JUGA: Mbak Jodie Menggoda Bocah Belia, Selanjutnya...

Sejak awal, Khan tidak setuju dengan Brexit alias British Exit itu. Pria muslim ini ingin Partai Buruh mendorong adanya referendum kedua tersebut.

’’Sejauh ini pemerintah belum bisa meyakinkan saya bahwa mereka memiliki rencana yang sesuai untuk negara kita,’’ ujar Khan di konferensi tahunan yang berlangsung pada 24–27 September tersebut.

BACA JUGA: Salut! Inggris Stop Bantuan untuk Militer Myanmar

Pernyataannya itu mengacu pada pembicaraan tentang Brexit yang tengah berlangsung saat ini. Khan mendesak referendum kedua itu dimasukkan dalam manifesto Partai Buruh untuk pemilu mendatang.

Sikap Khan tersebut didukung mantan pemimpin Partai Buruh di Skotlandia Kezia Dugdale. Dia menegaskan bahwa referendum kedua itu penting untuk menjaga kepercayaan publik.

BACA JUGA: Uni Eropa Ancam Usir Semua Pekerja Korut

Menurut dia, saat ini Brexit sudah di luar kendali dan tak lagi mewadahi keinginan para pekerja. ’’Itulah mengapa kita harus mengambil alih kontrol dengan voting final atas kesepakatan tersebut,’’ terang Dugdale.

Namun, keinginan Khan dan Dugdale itu bakal sulit terealisasi. Saat membuka konferensi, pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn sudah menegaskan bahwa tetap di pasar tunggal bakal merugikan Inggris. Yang dimaksud dengan pasar tunggal adalah UE.

Kepala Urusan Pemilu Partai Buruh Andrew Gwynne juga menolak adanya referendum kedua Brexit. Menurut dia, tidak ada yang tahu apa yang terjadi nanti jika referendum itu benar-benar digelar.

Dia khawatir Partai Buruh bisa terpecah belah jika perbedaan pandangan tentang Brexit terus terjadi. Pembahasan tentang referendum kedua hanya akan dilakukan jika Perdana Menteri (PM) Theresa May gagal mendapatkan kesepakatan yang memuaskan.

Sementara itu, Presiden Dewan Eropa Donald Tusk mengungkapkan bahwa pembahasan proses Brexit di Brussel, Belgia, masih jalan di tempat. Belum ada kemajuan signifikan yang bisa membuat mereka melangkah ke fase berikutnya.

’’Kami akan mendiskusikan hubungan kami ke depan dengan Inggris begitu ada kemajuan yang cukup,’’ ujar Tusk setelah bertemu dengan PM May di Downing Street, Selasa (26/9).

Senin lalu (25/9), pembahasan masalah Brexit dilakukan untuk kali keempat. Menteri Brexit David Davis menegaskan, Inggris bakal membayar denda keluar dari UE.

Tetapi, ada syaratnya, yaitu jika mereka mendapatkan balasan berupa terjalinnya hubungan khusus dengan UE pasca perceraian nanti. Hal tersebut juga dipaparkan dalam pidato May pekan lalu di Florence, Italia.

’’Komitmen yang kami cari adalah kerja sama ekonomi yang baik,’’ ujar May. (Independent/Telegraph/sha/c7/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertama di Inggris, Buruh McDonalds Gelar Aksi Mogok Kerja


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler