BRI dan Mandiri Tambah Instrumen Penampung Dana Repatriasi

Kamis, 04 Agustus 2016 – 07:49 WIB
BRI. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Mandiri (BMRI) bergerak cepat untuk menjaring dana repatriasi. Dua bank papan atas Indonesia itu menyiapkan berbagai instrumen investasi.

Di antara total target dana program amnesti pajak, sekitar 30 persen diyakini masuk melalui perbankan.

BACA JUGA: Semester Pertama, Utang Pemerintah Tembus Rp 230 Triliun

Direktur Keuangan BBRI Haru Koesmahargyo menyatakan, pihaknya menyiapkan obligasi penawaran umum berkelanjutan (PUB) senilai Rp 20 triliun. Separuhnya akan diterbitkan pada semester kedua tahun ini.

BBRI juga menyiapkan medium term notes (MTN) senilai Rp 5 triliun. Selain itu, mereka merencanakan penerbitan promissory note (nota yang dapat diuangkan) khusus sektor UKM. ”Kami tawarkan ke peserta tax amnesty dan investor pada umumnya,” terangnya.

BACA JUGA: Indonesia Pasar Ketiga Terbesar Bagi Piaggio

Untuk instrumen investasi di pasar modal dan sektor riil, BBRI bekerjasama dengan Bahana Securities dan Bahana TCW Investment Management untuk membuat reksa dana penyertaan terbatas.

Basisnya adalah proyek perkebunan dan holtikultura milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN).  Dari total dana repatriasi yang ditargetkan Rp 1.000 triliun, Haru memperkirakan, sekitar 30 persen akan masuk ke perbankan.

BACA JUGA: Pertamina Segera Kuasai Perusahaan Minyak Prancis

Karena itu, bank perlu menyiapkan berbagai instrumen investasi untuk menampung potensi dana sesuai profil peserta amnesti pajak.

Hingga kemarin, BBRI mencatat ada 68 akun rekening yang menjadi peserta program amnesti pajak. Nilai dana tebusan hasil deklarasi tercatat Rp 2 miliar, sedangkan dana repatriasi Rp 9 miliar.

Program amnesti pajak di BMRI juga mulai terealisasi. Corporate Secretary BMRI Rohan Hafas menyebutkan, hingga kemarin deklarasi dan repatriasi dana mencapai Rp 40 miliar. ”Kami ekspektasi lebih banyak,” katanya.

Repatriasi dana diperkirakan baru ramai pada September karena proses repatriasi dana memang rumit. Dengan begitu, wajib pajak perlu mempelajari secara seksama.

”Kami sudah sosialisasi ke customer di beberapa kota. Cabang on (aktif) di 20 kota besar. Kami juga ada cabang di luar negeri untuk gateway, yakni Singapura, Hongkong, Shanghai, dan London,” tutur Rohan.

Terkait produk keuangan baik perbankan maupun non perbankan, BMRI juga bersiap diri. Pihaknya menyiapkan obligasi Rp 5 triliun, efek beragun aset (EBA), serta negotiable certificate of deposit (NCD).

”Kami memiliki anak perusahaan yang cukup lengkap untuk menampung dana. Ada perusahaan efek, manajemen investasi, asuransi, dan direct investment,” terusnya.

BMRI menyiapkan rekening khusus tax amnesty. Di antaranya, produk tresuri deposit swap, dual investment, lindung nilai (hedging), dan transaksi forward yang digabung dengan bond. (gen/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Hambatan Utama Tax Amnesty


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler