JAKARTA - Pengunduran diri anggota Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Daerah Gorontalo, Brigadir Polisi Satu (Briptu) Norman Kamaru dinilai akan sangat merugikan PolriSebab anggota kepolisian yang namanya mencuat setelah video lipsync lagu Chaiya-Chaiya beredar di YouTube itu dianggap turut mengangkat citra Polri.
"Selama ini Norman sudah berhasil mengangkat warna baru polisi hingga publik simpati," tegas Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane kepada JPNN, Minggu (18/9).
Dia menegaskan, jika Norman mundur maka publik akan melihat ada masalah serius di Polri
BACA JUGA: Ratusan Miliar Anggaran Tumpang Tindih di Kemenakertrans
"Bisa jadi publik menilai Norman dizalimi," kata Neta.Deklarator Komite Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu pun mempertanyakan jika anggota Polri saja dizalimi, lantas bagaimana dengan masyarakat umum
Bisa jadi, kata Neta, mundurnya Briptu Norman dari kepolisian karena frustrasi upayanya mengangkat citra polri malah dihalang-halangi. "Terbukti dua kali dia ditangkap saat syuting lagu," tegasnya.
Padahal IPW melihat keberadaan Norman sangat dibutuhkan Polri untuk meraih simpati publik
BACA JUGA: Briptu Norman Kamaru Mundur Diduga Frustrasi
Untuk itu, kata Neta, Norman harus ditugaskan di posisi yang tepat."Ketimbang membiarkan Norman mundur lebih baik polri memecat anggotanya yang brengsek dan hanya merusak citra polri," tegas Neta.
Seperti diberitakan sebelumnya, Briptu Norman Kamaru memutuskan mundur dari institusi Polri
"Saya murni mundur karena tidak ingin lagi menjadi anggota Brimob," kata Norman kepada wartawan di Gorontalo, Jumat (16/9).(Boy/jpnn)
BACA JUGA: Jabatan Ganda Picu Korupsi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Proyek E-KTP Diragukan Tuntas 2012
Redaktur : Tim Redaksi