BTN Garap Pasar Menengah ke Bawah

Siapkan Biaya Rp 23 Miliar

Senin, 20 Juni 2011 – 16:16 WIB
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) melirik masyarakat kelas menengah ke bawahSaat ini terdapat potensi 40 juta orang di sektor ekonomi lemah yang belum tersentuh sistem perbankan.

Direktur Utama BBTN, Iqbal Latanro, mengatakan untuk merealisasikan target tersebut pihaknya akan mengeluarkan produk baru tanpa biaya administrasi

BACA JUGA: Kartu AKSes, Kunci Transparansi Investor

Menurut rencana produknya akan diberi nama Tabungan BTN Cermat
"Tabungan ini tanpa biaya administrasi sama sekali

BACA JUGA: UOB Bidik Kredit Rp40 Triliun

Ini memang untuk membantu masyarakat ekonomi lemah yang ingin menabung tetapi terkendala biaya administrasi dan persyaratan lainnya," ujarnya dalam keterangan resmi, kemarin.

Calon nasabah hanya perlu menyetorkan dana sebesar Rp 10 ribu dan setoran berikutnya hanya Rp 5 ribu
Tempat percontohan (pilot project) akan dilakukan di dua kota yaitu Semarang dan Ungaran mulai Agustus 2011.

Iqbal mengatakan produk baru ini ditargetkan bisa menambah 1 juta nasabah baru dalam lima tahun pertama

BACA JUGA: BNI Syariah Patok Laba Rp100 Miliar

Sebab butuh sosialisasi ekstra untuk menjangkaunya"Sementara ini untuk menjangkau mereka, kami bekerjasama dengan Kantor Pos yang ada di daerah tersebutAda 10 lokasi yang sudah disiapkanKalau ini sukses akan kami lanjutkan ke seluruh Indonesia," tekadnya.

Direktur Mortgage & Consumer Banking BBTN, Irman Alvian Zahiruddin, menambahkan dalam pilot project tersebut BBTN mendapatkan bantuan dana dari Bill & Malinda Gate Foundation sebesar USD 2,3 juta atau sekitar Rp 19, 7 miliar (kurs Rp 8580)Sementara BBTN sendiri mengucurkan dana sekitar Rp 4 miliar sehingga total dana dikucurkan sebesar Rp 23,7 miliar"Ini bagian dari bantuan dana yang diberikan Bill & Malinda Foundation kepada WSBI (World Saving Banks Institute) sebesar USD 20 juta yang dibagikan ke 10 anggota WSBI," jelasnya.

Menurut Irman, dana bantuan Bill & Malinda Foundation tersebut akan digunakan untuk pengembangan sistem teknologi pilot project Tabungan BTN CermatDi antaranya pembelian mesin EDC (electronic data capture) dan pin pad untuk 576 kantor pos di Jawa Tengah.

President WSBI Jose A Olavarrieta Arcos mengatakan, perbankan ritel tidak boleh menjadi sumber pembiayaan yang inklusif sebab masyarakat punya akses yang sama ke perbankanBank jangan merasa sangat dibutuhkan namun juga harus berburu dana masyarakat dengan menyediakan berbagai program kemudahan.

"Bank harus menjadi sumber keuangan yang dibutuhkan masyarakatDi samping itu bank juga harus menjadi super market kredit, agar masyarakat bisa memilih produk apa yang disukai," tuturnya(gen)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Telkom Perbesar Jasa e-Payment


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler