jpnn.com - jpnn.com - Masyarakat Katingan, Kalimantan Tengah, tentunya sangat familiar dengan sosok Endang Susilawatie.
Istri Bupati Katingan Ahmad Yantenglie itu dikenal bukan semata kecantikannnya, tapi juga kesan keibuan yang melekat pada dirinya. Ditambah lagi karir politiknya yang cemerlang.
BACA JUGA: PNS Kerahkan Massa Ikut Demo Dukung Bupati Katingan
Tokoh perempuan yang cukup berpengaruh di daerahnya ini menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Katingan.
Dia selalu aktif menyuarakan tentang persamaan gender dan program Kabupaten Layak Anak (KLA) di Bumi Penyang Hinje Simpei.
BACA JUGA: Ribuan Massa Tolak Pemakzulan Bupati Katingan
Terlepas dari statusnya sebagai politikus dan juga sebagai Wakil Ketua I DPRD Katingan, wanita yang akrab disebut Endang ini merupakan sosok perempuan yang tegar.
Tatkala rumah tangganya menjadi sorotan publik lantaran suaminya tersandung kasus dugaan perselingkuhan dengan Farida Yeni, Endang tetap tenang. Sama sekali tidak terlihat emosional.
BACA JUGA: DPRD Dipuji Karena Usul Pemakzulan Bupati Katingan
Berbagai persoalan di internal keluarganya mampu dihadapi wanita berhijab itu dengan tenang dan penuh ketabahan.
Secara tegas, Endang juga memberikan dukungan moril terhadap kasus yang sedang menjerat suaminya.
Bahkan di beberapa kesempatan, wanita modis itu masih royal menebar senyum manis di tengah seabrek aktivitasnya sebagai unsur pimpinan di lembaga legislatif setempat.
Banyak orang belum mengetahui bahwa wanita kelahiran Desa Hapalam, Kecamatan Tewang Sangalang Garing, Kabupaten Katingan, 21 Januari 1983, ini awalnya bercita-cita menjadi seorang guru.
Di sebuah desa kecil di tepian Sungai Katingan itu, Endang Susilawatie meniti impiannya menjadi seorang pahlawan tanpa tanda jasa.
Studinya diawali dengan lulus SDN 1 Tewang Rangas, kemudian lulus di SMPN 3 Tewang Sangalang Garing.
Lalu melanjutkan pendidikan ke SMAN 4 Palangka Raya. Endang merupakan Sarjana Pendidikan Universitas PGRI Palangka Raya.
Di tengah padatnya aktivitas selaku istri bupati, Dewan Pembina Fatayat Nahdatul Ulama (NU) Kabupaten Katingan ini melanjutkan S2 di Universitas Palangka Raya (UPR).
Berprofesi menjadi seorang guru merupakan impian masa kecilnya, sebelum memutuskan terjun sebagai seorang politikus perempuan.
Endang sedikit demi sedikit mulai mengenal dunia politik dari suaminya. Ahmad Yantenglie sangat berpengaruh dan punya andil cukup besar terhadap karirnya hingga dipercaya sebagai satu dari tiga unsur pimpinan di lembaga perwakilan rakyat tersebut.
Endang bercerita bahwa sejak awal dirinya tidak pernah membayangkan menjadi seorang wakil rakyat.
Pasalnya, sejak awal dirinya diposisikan sebatas sebagai pelengkap berkas pengajuan calon di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) setempat.
Namun, seiring terbitnya keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) Republik Indonesia yang menyatakan bahwa, Pileg kala itu tidak lagi menggunakan nomor urut, membuka peluangnya sebagai pemain cadangan terbuka lebar.
Maju dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pada pemilihan 2009 lalu, tingkat kepercayaan masyarakat ternyata berhembus kencang kepadanya.
Endang akhirnya mendapat perolehan suara tertinggi di daerah pemilihan (dapil 1) yang meliputi Kecamatan Tasik Payawan, Katingan Hilir, Tewang Sangalang Garing dan Pulau Malan.
Pada pileg yang sama, suaminya Ahmad Yantenglie juga duduk sebagai anggota DPRD Katingan melalui Partai PKPI, sebelum memutuskan maju dan akhirnya menang di putaran dua Pilkada 2013 berpasangan dengan Sakariyas.
Pada saat itu, mereka mengalahkan rivalnya, Cristanto T. Ladju dan H Surya dari PDI Perjuangan.
Seiring berputarnya waktu, duduk nyaman di kursi anggota dewan membawanya pada sebuah pemikiran.
Dia merasa prihatin dengan mayoritas kaum perempuan di daerahnya yang saat itu dinilainya kurang mendapatkan perhatian Pemerintah Kabupaten Katingan.
"Alhamdulillah selama saya menjabat, saya selalu menyuarakan agar organisasi kewanitaan diperhatikan. Karena semua organisasi baik Islam, Kristen, Katolik bahkan Hindu Kaharingan mempunyai hak yang sama di alam demokrasi," kata ibu dua anak ini.
Menjadi wakil rakyat dua periode menjadi kesempatan baginya dalam menyukseskan impian mewujudkan kaum perempuan yang mandiri dan bermartabat.
Secara tersirat, Endang Susilawatie ingin mematahkan paradigma di mata masyarakat bahwa kedudukan wanita hanya sebatas "pelayan" dalam hal kasur, sumur dan dapur.
Sikapnya yang ramah dan membuka diri terhadap berbagai masukan, membuat pribadinya makin cerdas dan cukup berpengaruh di masyarakat.
"Saya ingin membuktikan bahwa perempuan juga bisa melakukan apa yang dilakukan oleh kaum laki-laki," ujarnya.
Selaku publik figur, memulai dan memperbaiki diri sendiri merupakan kata kunci yang selalu dipegang teguh. Dirinya ingin memberikan contoh sifat tauladan yang terbaik kepada masyarakatnya.
"Dengan memberdayakan kaum perempuan, saya membuka usaha toko jahit pakaian kecil-kecilan," tuturnya.
Endang yang kini sedang menggeluti usaha kuliner tanpa ragu membagikan kiat sukses menjadi wirausahawan.
Salah satu kunci sukses dalam menggeluti suatu usaha atau pekerjaan yaitu tidak terlalu bersikap ambisius.
"Setiap pekerjaan yang kita buat, jangan terlalu berhayal (berambisi). Ikuti saja arusnya. Konsistensi lah yang membuat saya bisa seperti sekarang ini," akunya.
Sosok luwes, murah senyum dan berjiwa sosial yang tinggi merupakan karakternya. Tidak hanya itu, dalam setiap kesempatan dirinya mencoba memberikan contoh gaya dalam berhijab.
Kedekatan dengan masyarakat, membuatnya diidolakan kaum perempuan dan remaja putri.
"Paling tidak saya bisa memberi senyum agar orang di sekitar saya merasa nyaman. Walaupun saya tidak mampu memberi bantuan yang lain," katanya.
Endang mengajak seluruh kaum perempuan memiliki banyak keterampilan yang bersifat produktif, sehingga mampu menghasilkan nilai ekonomis bagi keluarga.
Sebab, keterampilan merupakan modal utama yang harus dimiliki setiap perempuan.
"Sebagai seorang ibu, saya lebih banyak memberi contoh kepada anak-anak muda kita. Agar bisa mandiri, sekarang memang arahnya lebih banyak kepada kaum perempuan," katanya.
Endang Susilawatie menilai semua perempuan adalah cantik. Hanya saja sifatnya relatif, sesuai penilaian masing-masing individu.
Namun yang paling utama, kecantikan seorang perempuan itu akan terpancar dari sifat dan perilaku perempuan itu sendiri. Beragam pujian terhadap paras cantiknya selama ini dianggapnya sebagai sanjungan.
"Mungkin mereka senang karena kita dekat dengan mereka. Tidak ada batasan antara jabatan dan kekeluargaan dengan masyarakat. Mungkin itu yang membuat mereka senang dengan diri kita," sebutnya.
Pada setiap kesempatan, Endang Susilawatie selalu menjadi fokus perhatian, baik segi berbusana maupun bersikap.
Tidak sedikit kerabat maupun masyarakatnya yang sekedar meminta jabat tangan, foto bersama hingga curhat seputar permasalahn perempuan.
Semangat pantang menyerah, dilengkapi dengan sifat yang luhur coba dicontohnya dari sosok Raden Ajeng Kartini.
Harus diakui jika gaya kepemimpinan Endang Susilawatie hingga kepiawaiannya dalam lingkungan sosial politik membawanya menjadi sosok wanita yang disegani sekaligus menjadi inspirasi bagi kaum perempuan.
Kerja kerasnya untuk menjadikan kaum hawa mempunyai hak dan kedudukan yang sama dengan laki-laki tidak bisa diabaikan sebelah mata. (agg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPRD Kompak Minta Bupati Katingan Dimakzulkan
Redaktur & Reporter : Soetomo