Bu Mega Mengaku Sebagai Inisiator Pembentukan BNPB

Sabtu, 28 Oktober 2017 – 21:28 WIB
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam pembukaan Rakornas Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) di Jakarta, Sabtu (28/10). Foto: M Kusdharmadi/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meminta Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) bisa meningkatkan kualitas perannya dalam menolong masyarakat ketika terjadi bencana. Untuk itu, banyak hal yang harus diperhatikan agar organisasi sayap PDIP makin berkualitas.

Megawati mengatakan, Baguna perlu memperhatikan persiapan dan keahlian. Sebagai pihak yang menolong, katanya, Baguna harus benar-benar terlatih sebelum memberikan pertolongan kepada masyarakat yang terkena bencana.

BACA JUGA: Gatot Dijagokan Jadi Cawapres Jokowi, PDIP: Terlalu Dini

"Inilah yang saya sebut Baguna yang berkualitas. Saya maunya Baguna  tidak hanya kuantitatif, tapi yang kualitatif," ujar Megawati saat berpidato pada pembukaan Rakornas Baguna PDI Perjuangan di Jakarta, Sabtu (28/10).

Megawati menambahkan, siapa pun kader PDIP yang tergabung dalam Baguna harus ikut pelatihan. Baguna juga harus selalu siaga agar kapan saja bisa digerakkan untuk membantu korban bencana di berbagai pelosok, termasuk daerah pedalaman yang masyarakatnya mungkin belum bisa berbahasa Indonesia secara lancar.

BACA JUGA: Ssttt...Bu Megawati Sindir Pemimpin yang Begini

Karena itu, Mega meminta anggota Baguna harus selalu dalam keadaan sehat lahir dan batin. “Inilah makanya saya meminta kerja sama dengan Basarnas agar (Baguna, red) dilatih. Anggota Baguna harus sehat lahir batin baru bisa menolomg orang lain," kata putri Proklamator Kemerdekaan RI Soekarno itu.

Megawati pun membeber pengalamannya ketika sebagai wakil presiden terlibat dalam penanganan pasca-bencana. Bahkan, Megawati berinisiatif membentuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

BACA JUGA: Hasto Ajak Baguna Terapkan Dedication of Life ala Bung Karno

Mega semasa menjadi wakil presiden juga mengambil banyak langkah strategis meskipun ketika itu semua struktur pemerintahan belum tertata secara dalam hal tanggap bencana karena pihak yang menanganinya hanya level subdirektorat di Kementerian Perhubungan.

“Saya bilang apa yang bisa dilakukan kalau hanya di bawah subdirektorat? Maka sejak saat itulah saya minta izin ke Presiden Abdurrahman Wahid untuk membentuk sebuah badan yang sekarang menjadi BNPB. Itu saya yang membuat waktu jadi wapres," ujar Mega.

Presiden RI Kelima itu pun meminta Baguna harus bisa gerak cepat dengan mengacu prosedur yang efektif. Tanggap cepat dibutuhkan karena jika terjadi bencana, penanganannya tak bisa ditunda-tunda.

"Misalnya begitu kita dengar Gunung Agung mau meletus, maka saya instruksikan agar DPD langsung gunakan Baguna," ujar dia.

Mega menambahkan, Baguna dibagi dua menjadi Baguna Basah dan Baguna Kering. Pembagian ini sesuai tugas dan kondisi yang dihadapi. 

Baguna Basah diterjunkan kalau dalam kondisi banjir guna menolong orang yang tenggelam dan sebagainya. Artinya, Baguna harus memiliki spesialisasi dan pembagian tugas sesuai dengan prosedur tetap. 

Sedangkan Baguna Kering ditugaskan untuk bidang kesehatan, menyediakan logistik dan dapur umum, ataupun menolong korban tanah longsor. “Dengan demikian kerja menjadi berkualitas," tegas Mega.

Karena itu Mega menegaskan, Baguna juga harus hafal dan siaga pada hal teknis. Dengan demikian ketika diterjunkan ke lapangan, Baguna sudah benar-benar langsung tahu tugas dan hal-hal yang harus dilakukan.

"Kita juga bisa contoh di Jepang. Semua disiapkan dalam hal tanggap darurat dan ada tanda rambu-rambu apa dan kemana harus mencari lokasi aman. Itu juga harus dibuat oleh kalian," tuntas Mega.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sumpah Pemuda! PDIP Punya Banyak Kader Muda Jadi Kada


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler