jpnn.com - MENTERI Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menginisiasi pertemuan dadakan dengan unsur masyarakat Riau, Minggu (20/9) malam. Topik utama soal darurat asap.
Sejumlah kalangan, mulai dari tokoh masyarakat, LSM, aktivis lingkungan, mahasiswa dan pers, satu per satu berdatangan ke kediaman dinas Plt Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, di Jl. Sisingamangaraja, Pekanbaru. Ternyata, mayoritas undangan yang hadir dihubungi langsung via SMS oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.
BACA JUGA: Tolong, Bocah Malang Ini Butuh Bantuan
-------
Afni Zulkifli - Pekanbaru Pos
BACA JUGA: Mayang, Gadis Cantik Biasa Pulang Malam, tak Ada yang Berani Pegang-pegang
-------
Jarum jam menunjukkan pukul 20.30 WIB ketika diskusi tertutup itu digelar. Topik utama membahas soal darurat asap. Siti Nurbaya langsung menjadi moderator. Ia meminta satu persatu pihak yang diundangnya untuk berbicara.
BACA JUGA: Solidaritas Pengendara GoJek Mengantar Jenazah Gunawan
Siti Nurbaya
"Blak-blakan saja," katanya.
Pertemuan selama tiga jam itu berlangsung santai tapi sangat serius. Dinamis. Ada yang menyampaikan orasi, curahan hati, puisi hingga mimpi-mimpi agar bencana asap tak jangan sampai ada lagi di Riau.
Orasi hingga Puisi
Tokoh masyarakat Riau, Azlaini Agus mengarahkan anak panah lidahnya ke Menteri Kesehatan Nila Moeloek, meski menteri tersebut tak hadir.
"Pernyataan Menteri Kesehatan Nila Moeloek, yang menyatakan udara di Riau belum berbahaya, dan evakuasi membutuhkan anggaran negara yang besar, tidak pantas diucapkan sekelas menteri. Menkes sudah menyakiti hati masyarakat Riau. Tidak ada sensitifitasnya terhadap jutaan rakyat yang sedang terkena bencana,'' tegasnya.
Kritikan juga disampaikan anggota DPD RI, Intsiawati Ayus. ''Harusnya dalam kondisi begini, semua pintu-pintu rumah sakit swasta terbuka lebar,'' desaknya.
Perwakilan LSM Jikalahari dan WALHI, mengkritik lemahnya penegakan hukum, sehingga bencana kebakaran lahan dan hutan seolah terbiarkan selama 17 tahun.
Nila Moeloek
Dr Harris, perwakilan akademisi dari Universitas Riau membacakan puisi tentang betapa menderitanya rakyat Riau karena kebakaran lahan dan asap yang terus berulang.
Dari kalangan pers, meminta akses informasi pada media terkait bencana asap dibuka seluas-luasnya. Terutama guna memudahkan fotografer dan kameramen TV mendapatkan gambar-gambar fakta luasnya lahan yang terbakar.
Alibi Bu Menteri
Menteri Siti Nurbaya selaku inisiator sekaligus moderator, terlihat nyaris tak henti mencatat di buku kecilnya. Ia lebih banyak mendengar. Bicaranya hanya beberapa poin saja.
"Saya datang untuk memastikan bahwa pelayanan kesehatan pada masyarakat di situasi darurat bisa berjalan dengan baik. Karena itu saya minta didampingi Sekjen Kemenkes. Pelayanan kesehatan korban asap harus maksimal," itu yang pertama.
Yang kedua, "dalam situasi bencana, komunikasi para pejabat dan dinas terkait harus lebih terbuka. Menghadapi masa-masa sulit begini, tidak bisa lagi antara pejabat dan rakyat berjarak. Karena pemimpin di daerah adalah pamong yang harus berada di tengah rakyatnya," kata Siti.
Sejak musibah Karlahut kian meluas, Siti mengaku lebih cerewet pada kepala daerah. Termasuk pada Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman.
''Tapi ada Gubernur yang lebih saya cereweti selain Pak Andi. Kadang saya telpon jam 2 pagi bahkan jam 5 pagi. Setiap hari.''
Siti juga mengaku mendapat serangan bertubi-tubi dari publik perihal kondisi di Riau.
"Lebih dari 100 sms masuk dan saya coba mencari waktu membalasnya. Itu satu persatu, meyakinkan bahwa saya tidak tinggal diam. Pemerintah ada dan terus bekerja saat bencana,'' Siti meyakinkan.
Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman yang hadir dalam kesempatan itu tak mau tinggal diam.
Arsyadjuliandi Rachman
Selama bencana menimpa Riau, Andi mengaku sulit untuk istirahat dengan tenang. Ia harus terus memompa semangat jajarannya, bersama Forkopimda seperti Danrem dan Kapolda untuk terus mengawal penanganan bencana asap.
''Saya ini belum tidur sejak jam 4 pagi,'' katanya. (afz)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kiat Klub-klub di Sumatera dan Kalimantan Menghadapi Kabut Asap
Redaktur : Tim Redaksi