jpnn.com - JAKARTA-Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri prihatin melihat situasi negeri ini. Pasalnya, persoalan substansial selalu dikalahkan hal teknis. Masalah yang mestinya gampang malah jadi rumit.
Pernyataan Mega ini menyindir ruwetnya penyelesaian masalah Pilkada serentak dengan calon tunggal.
BACA JUGA: KPU: Jangan Sampai Masyarakat Hanya Disuguhkan Dangdut
Mega sempat bertanya ke komisioner KPU tentang aturan bagi daerah yang dengan calon tunggal harus diundur Pilkadanya ke tahun 2017.
Sedangkan kepala daerah selama itu dijabat seorang Pelaksana Tugas (Plt), yang tidak bisa mengambil keputusan strategis.
BACA JUGA: Partai Damai Sejahtera Pertanyakan Legalitas ke Menkumham
Hal ini untuk memastikan keikut sertaan calon PDIP di Kota Surabaya, Tri Rismaharini dengan Wakilnya Wisnu Sakti Buana. Pasangan ini sempat tidak memiliki lawan tanding.
Walau begitu, Mega meminta Risma ikut aturan yang sudah ditetapkan KPU kalaupun akhirnya harus diundur sampai 2017.
BACA JUGA: Buwas Pastikan Kasus Victoria Dinaikkan Statusnya ke Penyidikan
"Katakan seperti tadinya kota Surabaya. Sampai Bu Risma itu telpon saya. 'Bu, bagaimana nanti kalau saya tidak ada lawan, masa saya suruh nunggu 2017'. Saya bilang taat aturan, walupun menurut saya aturan opo iku (aturan apa itu-red). Kenapa harus korbankan kepentingan rakyat untuk kedepankan gengsi karena tidak bisa menghasilkan solusi," ungkap Megawati.
"Toh pertanyaan saya, kalau nunggu 2017, ternyata tak ada lawan lagi masa disuruh nunggu lagi. Jadi saya sangat berharap keseluruhannya yang namanya penyelenggara pemilu marilah berfikir dengan baik, jernih. PDIP tidak pernah menolak kalau aturan sudah dibuat, kami taat aturan," pungkasnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bareskrim Kumpulkan para Penyidik Pidana Pilkada
Redaktur : Tim Redaksi