jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid merespons Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini alias Bu Risma yang marah-marah di depan publik ketika melakukan kunjungan kerja ke beberapa daerah di Indonesia.
Gus Jazil, panggilan akrab Jazilul, menyarankan Bu Risma melakukan terapi kesabaran.
BACA JUGA: Risma Memarahi ASN di Kalteng, Teras Narang Sampaikan Keprihatinan ke Tjahjo Kumolo
"Menurut saya, mungkin Bu Risma perlu ikut terapi kesabaran," kata Gus Jazil melalui layanan pesan, Selasa (5/10).
Wakil ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyatakan pejabat sekelas menteri sebaiknya tidak memberikan arahan dengan nada tinggi, sebab hal itu dapat menimbulkan ketersinggungan.
BACA JUGA: Yandri Susanto: Saya Pastikan Enggak Mungkin Bu Risma Marah...
"Menurut saya, bijaksanalah dalam bertindak dan menyampaikan ucapan," ujar dia.
Sementara itu, Ketua Yayasan Keadilan Masyarakat Ferdinand Hutahaean menilai wajar Risma marah menyikapi perbedaan data bansos saat kunjungan kerja ke Gorontalo, Kamis (30/9) lalu.
BACA JUGA: Sikap Tegas Mensos Risma Wujud Pembelaan ke Rakyat Miskin
Sebab, kata Ferdinand, Risma marah agar uang negara tersalurkan dengan baik, benar, dan tepat sasaran ke masyarakat.
"Jadi, tidak boleh main-main soal data penerima dan penyaluran. Maka kemarahan itu bisa dimaklumi," kata eks politikus Partai Demokrat itu melalui layanan pesan, Minggu (3/10).
Namun, Ferdinand berharap Risma bisa menggunakan cara lain ketika melihat ketidakberesan di lingkungan pemerintahan.
Setidaknya, kata dia, eks wali kota Surabaya yang menjabat dua periode itu mampu menekan marah di depan publik.
"Saya tetap mengusulkan dan memberi saran kepada Risma untuk marah dan keras dengan cara yang lebih terhormat dan elegan sebagai pemimpin. Tidak usah main fisik," timpal dia.
Prihatin
Anggota DPD Agustin Teras Narang menanggapi sikap Mensos Tri Rismahari alias Risma yang memarahi secara keras dan di depan umum aparatur sipil negara (ASN) sekaligus Kepala Dinas Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah, Elmon Sianturi.
Teras Narang pun menyampaikan keprihatinannya atas sikap Risma itu kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Tjahjo Kumolo.
"Teguran itu, menurut pandangan saya, tidak tepat dilakukan oleh seorang pejabat yang diminta oleh presiden untuk membantu tugasnya selaku kepala pemerintahan dalam bidang sosial," kata Teras Narang saat Rapat Kerja Komite I DPD dengan Tjahjo Kumolo dan plt kepala BKN di DPD, Senin (4/10).
Mantan gubernur Kalimantan Tengah periode 2005-2010 dan 2010-2015 itu mengatakan prinsip saling menghormati dan tutur kata arif, yaitu "di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung", hendaknya dimaknai dan diterapkan pejabat negara.
"Saya paham tugas (menteri sosial) itu tidak mudah. Namun, saling hormat-menghormati dengan cara yang tepat, adalah sangat arif dan bijaksana dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini," kata dia. (ast/antara/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : Boy
Reporter : Aristo Setiawan, Boy