jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah terus memantau kondisi ekonomi yang pada kuartal kedua tahun ini atau II-2020 terkontraksi hingga minus 5,32 persen.
Perekonomian nasional kuartal II-2020 tepatnya periode April dan Mei dalam kondisi terburuk seiring kebijakan drastis dalam penanganan Covid-19 seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan work from home (WFH).
BACA JUGA: Bu Menkeu: Kontraksi Ekonomi 5,3 Persen, Indonesia Relatif Masih Bertahan
Namun, mantan petinggi Bank Dunia itu mengaku melihat tanda-tanda pembalikan ekonomi atau turn around pada Juni 2020. "Tren inilah yang sedang dan terus diupayakan pemerintah untuk dijaga," kata Sri dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (2/9).
Teknokrat yang akrab disapa Ani itu menjelaskan purchasing manager's index (PMI) Indonesia untuk pertama kalinya berada di atas angka 50 atau tepatnya 50,8 pada Agustus 2020. Menurutnya, hal itu menunjukkan PMI Indonesia berada pada level ekspansif.
BACA JUGA: Penjelasan Bu Menkeu soal Program PEN untuk Tahun Depan dan Anggarannya
Namun, kata Ani, kondisi PMI di bawah 50 masih dialami negara-negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Thailand. Hal ini menunjukkan kegiatan manufaktur sesama negara Asean itu belum ekspansif.
Ani menambahkan keuangan global relatif membaik dibanding kondisi April dan Mei 2020 yang dilanda kepanikan. Hal ini, kata dia, menggambarkan kondisi seperti pra Covid-19 atau pada 2019 lalu.
BACA JUGA: Stafsus Presiden Jokowi Ini Yakin Banget Indonesia Bakal Terhindar dari Resesi
Pasar saham global juga sudah menunjukkan rebound setelah beberapa negara mengalami kepanikan yang sangat besar pada Maret dan April 2020.
Ia menambahkan arus modal ke negara-negara emerging market juga menunjukkan tren pemulihan. Menurut dia, Indonesia pada Maret, April, Mei 2020 sempat mengalami arus modal keluar kurang lebih Rp 140 triliun.
"Sekarang sudah mulai masuk," tegasnya.
Mantan kepala Bappenas itu juga mengatakan, situasi tersebut memberikan dukungan terhadap pemulihan ekonomi di negara emerging market.(boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy