jpnn.com, BOSTON - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mendapat kehormatan untuk kembali mengisi kuliah umum di Harvard Kennedy School, Cambridge, Amerika Serikat di sela kunjungan kerjanya di Boston.
Pada kesempatan tersebut, Susi menyampaikan paparan dengan tema The State of Fisheries in Indonesia and Beyond. Pada 2016 yang lalu, Susi juga pernah menyampaikan kuliah umum di kampus yang sama.
BACA JUGA: Kunker ke Boston, Bu Susi Bahas Kelanjutan Aturan Ekspor
Di hadapan mahasiswa Indonesia dan mancanegara yang hadir, Susi mengutarakan berbagai upaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam mengatasi berbagai permasalahan yaitu pencurian ikan (illegal fishing) dan perbudakan hingga kebijakan penenggelaman kapal.
“Hari ini kami sharing dengan mahasiswa-mahasiswa Indonesia dan beberapa mahasiswa di Harvard sini, supaya mereka mengetahui tentang policy-policy (kebijakan-kebijakan) dari pemerintah Indonesia menuju kepada sustainability (keberlanjutan) pembangunan perikanan Indonesia," ujar Susi.
BACA JUGA: Bu Susi: Kalau Saudara-saudara Nurut Sama Saya, Segera!
Harapannya, sambung Susi kebijakan jangka panjang ini akan terus kita jaga supaya policy yang baik ini terus bisa memastikan bahwa sumber daya laut ini terus ada dan banyak, dan berkelanjutan.
“Hasil penelitian menunjukkan, dalam rentang 2003 hingga 2013 kami kehilangan hampir 50 persen nelayan kami. Mengapa? Karena hampir tidak ada lagi ikan. Saya mengalami sendiri sebelum saya menjadi menteri, saya berasal dari desa kecil di Pantai Selatan Jawa, di wilayah Laut Hindia. Pada 1999 hingga tahun 2000-an awal, nelayan masih bisa menangkap 10 ton, 20 ton ikan kakap merah, udang. Tapi tiba-tiba di awal 2001 tangkapan mulai sedikit sedikit hingga hampir tak ada sama sekali,” kisah Susi.
BACA JUGA: KKP Dinilai Tidak Transparan, Begini Kata Bu Susi
Menurutnya, di awal masyarakat tidak mengetahui penyebab berkurangnya ikan secara drastis. Kebanyakan berpikir mungkin ikan memang sudah habis akibat ditangkap oleh nelayan Indonesia.
Tapi ternyata hal itu bukanlah penyebab sebenarnya. Menurutnya, penyebab utama adalah diberikannya izin bagi nelayan asing untuk menangkap ikan di perairan Indonesia oleh pemerintah mulai tahun 2001.
“Legalisasi penangkapan ikan oleh kapal asing di Indonesia adalah alasannya,” tegasnya.
Berbagai kebijakan diterapkan untuk memerangi segala bentuk praktik illegal fishing salah satunya yaitu dengan kebijakan penenggelaman kapal. Dalam pemberantasan illegal fishing ini tak jarang juga terungkap berbagai kasus penyelundupan dan perbudakan manusia.
"Kami berharap dengan menghentikan illegal fishing, masyarakat akan lebih tertarik untuk kembali melaut. Di waktu yang bersamaan kami juga melihat peningkatan nilai tukar nelayan dari 104 menjadi 110,” tuturnya.
Karena itu, Susi mengajak mahasiswa Harvard melindungi laut agar kekayaan laut juga bisa dinikmati hingga generasi-generasi selanjutnya.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KKP Tindak Tegas 4 Kapal Perikanan Pelaku Penyelundupan Sabu
Redaktur & Reporter : Yessy