jpnn.com, SAMARINDA - Aksi yang dilakukan guru-guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS) di depan Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Senin (22/5) berakhir ricuh.
Beberapa guru yang mengikuti demo untuk menuntut tambahan penghasilan pegawai (TPP) mendapat perlakuan tak menyenangkan.
BACA JUGA: Walah, Rumah Murah Ternyata Salah Sasaran
Salah satu guru bernama Tati ditendang dan diinjak. Guru lainnya juga kena bogem.
Mahasiwa yang ikut mengawal aksi juga tak lepas dari pukulan oknum Satpol PP Kaltim yang menjaga aksi tersebut.
BACA JUGA: Keindahan Derawan Pukau Wisatawan Tiongkok dan Jepang
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP Unmul Aldo menjelaskan, saat itu dirinya dan beberapa guru terlibat saling dorong dengan satpol PP.
“Kami sudah terlalu lama di luar dan sangat panas. Jadi, kami izin masuk tapi mereka (Satpol PP) tak mengizinkan. Akibatnya, terjadi saling dorong dan teman kami, Alif jadi korban pemukulan. Juga ada guru (Tati) yang ditendang dan diinjak hingga kacamata guru juga pecah,” jelasnya.
BACA JUGA: Temani Tamu Rp 10 Ribu per Botol, Begituan Rp 300 Ribu
Terpisah, Kepala Satpol PP Provinsi Kaltim I Gede Yusa membantah klaim itu.
“Seluruh anggota yang bertugas saat itu menjalankan tugas sesuai fungsi dan protapnya yakni pengamanan. Tidak ada aksi pemukulan terhadap guru maupun mahasiswa saat aksi berlangsung," ucap Gede.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kaltim Dayang Budiarti mengatakan, tuntutan para guru sudah terealisasi.
Dia menambahkan, gaji termasuk TPP dan bosda sudah ditransfer sejak Kamis (18/5) dan Jumat (19/5).
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) pun sudah diterbitkan Pemprov Kaltim.
“Tinggal bank yang mentransfer ke rekening masing-masing. Karena mungkin ada ribuan guru, bank pun harus antre,” tandasnya. (cyn/kis/sal/beb)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjual Togel Curhat di Kantor Polisi, Melas Banget
Redaktur : Tim Redaksi