jpnn.com, JAKARTA - Bea Cukai berkomitmen untuk meningkatkan pertumbuhan industri dalam negeri melalui pemberian fasilitas di bidang kepabeanan dan cukai yang tepat sasaran.
Kepala Seksi Humas Bea Cukai, Sudiro mengatakan, salah satu fasilitas yang diberikan ialah kawasan berikat.
BACA JUGA: Bea Cukai Kawal Ekspor Ikan dan Produk Perikanan di Berbagai Daerah
Sebagai informasi, kawasan itu adalah tempat penimbunan untuk barang impor dan/atau barang yang berasal dari daerah pabean lain guna diolah atau digabungkan, hasilnya untuk diekspor.
Fasilitas ini, kata dia, dinilai memungkinkan kinerja ekspor dapat meningkat karena industri yang ada di kawasan ini hanya berorientasi ekspor dengan segala keringanan fiskal agar berdaya saing.
BACA JUGA: Tantangan Sri Mulyani untuk Dirjen Baru Bea Cukai Askolani
Bea Cukai, lanjut Sudiro, menggiatkan ekspor dari kawasan berikat dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri, mengumpulkan devisa dan penerimaan negara, dan mengembangkan sektor industri dalam negeri.
"Sehingga secara langsung meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja,” ungkap Sudiro Jumat (12/3).
BACA JUGA: Tanjung Priok Jadi Lahan Pungli, Dirjen Bea Cuka Mesti Dievaluasi
Menurut dia, kantor pelayanan Bea Cukai di setiap daerah pun telah giat mengasistensi perusahaan di kawasan berikat untuk dapat meningkatkan ekspornya.
Adapun sistem itu, sambung dia, dilaksanakan Bea Cukai Tegal dan membuahkan hasil dengan terlaksananya ekspor perdana PT Sumber Masanda Jaya (SMJ) atas 4.050 pasang sepatu bermerek Nike.
"Punya nilai USD 56.376 pada tanggal 9 Maret 2021," papar dia.
Dia menyebutkan, PT SMJ merupakan penerima fasilitas kawasan berikat yang berlokasi di Kabupaten Brebes, dengan luas lokasi keseluruhan kawasan berikat seluas 330.074 meter persegi.
Perusahaan ini memiliki jenis hasil produksi berupa sepatu olahraga dan komponennya dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 4.000 karyawan.
Selain Bea Cukai Tegal, pelayanan ekspor juga dilaksanakan oleh Bea Cukai Yogyakarta pada 10 Maret 2021 atas ekspor perdana dengan charter flight direct rute YIA-Hanoi-US dengan komoniditas berupa 216 buah automotive wiring harness.
Komoditas ekspor dengan berat 55 ton tersebut merupakan produksi dari kawasan berikat PT Jatim Autocomp Indonesia di Pasuruan dan EDS Manufacturing di Tangerang.
Ada pula yang berasal dari pusat logistik berikat yang berlokasi di Jepara, yaitu PT Semarang Autocomp Manufacturing Indonesia.
Menurut dia, meski komoditasnya bukan berasal dari Yogyakarta, tetapi petugas Bea Cukai Yogyakarta tetap melakukan pelayanan dan pengawasan secara optimal.
Para petugas melayani dokumen ekspor dan mengawasi pemasukannya ke sarana pengangkut.
"Selain itu, mereka juga melakukan pemeriksaan pesawat atau disebut dengan plane zoeking, untuk memastikan bahwa tidak terdapat benda berbahaya atau ilegal di dalam pesawat,” jelas Sudiro.
Tak jauh berbeda, Sudiro berujar, upaya Bea Cukai Semarang dalam mengasistensi perusahaan kawasan berikat di daerah pengawasannya pun berbuah manis.
Pada 26 Februari, PT Surya Mulya Bangun Indo melakukan ekspor komponen elektronik ke pabrik elevator di Thailand dan industri kabel di Jepang melalui Pelabuhan Tanjung Emas.
Dia merincikan, komponen elektronik yang diekspor oleh PT Surya Mulya Bangun Indo berupa 130.944 meter vinyl cable for elevator wiring dan 130 buah transformer.
"Nilai total ekspor ¥ 11,840,196 yang akan diberangkatkan ke Jepang," ujar dia.
Selain itu, sebanyak 133.200 meter electric wire dan 75.900 meter vinyl cable for elevator wiring dengan nilai total ekspor USD 148,493.4 yang akan diberangkatkan ke Thailand.
"Ekspor sebanyak 3x20Ft dan 2x40Ft kontainer ini langsung diberangkatkan ke Pelabuhan Tanjung Emas setelah disegel oleh petugas Bea Cukai,” papar dia.
Sudiro berharap pemanfaatan kawasan berikat bisa menggairahkan dunia usaha, mendorong investasi, peningkatan ekspor, serta terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat.
"Sehingga berdampak dengan peningkatan ekonomi nasional," pungkas dia. (ikl/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia