Seorang saksi dalam persidangan di Pengadilan ACT di Canberra, mengatakan dia langsung curiga begitu ditawari berhubungan seks oleh seorang wanita yang baru dikenalnya di Facebook.
Ternyata, akun yang mengatasnamakan wanita tersebut, dibuat oleh Billy Tamawiwy (23), seorang pria yang merupakan mahasiswa asal Indonesia, yang sedang kuliah di Canberra.
BACA JUGA: Seorang Menteri Bawa Bayinya Saat Pelantikan Kabinet Baru Australia
Billy dituduh telah menghubungi setidaknya 7 pria dengan menggunakan akun palsu yang dibuatnya itu. Tujuannya, menurut tuduhan jaksa, adalah untuk menjebak para korban menjalin hubungan seks.
Saksi yang kesaksiannya diperdengarkan melalui rekaman di dalam persidangan hari Senin (21/9/2015) menyatakan, dia bersedia menjadi saksi setelah membaca laporan media mengenai adanya remaja pria yang telah menjadi korban pemerkosaan oleh Billy.
BACA JUGA: ACICIS Ingin Perbanyak Pejabat Australia yang Paham Indonesia
Tersangka Billy Tamawiwy diadili di Canberra. (Foto: Facebook)
BACA JUGA: Gedung Parlemen di Canberra Buka Pintu Bagi Pengunjung Umum
Saksi yang tak disebutkan namanya itu menjelaskan, dia menerima pertemanan di FB dengan Billy dan akun wanita tersebut pada saat bersamaan. Ia menambahkan, postingan di dua akun FB itu ternyata mirip, termasuk dalam kesalahan ejaan Bahasa Inggrisnya.
Saksi menyebutkan, akun FB yang atas nama wanita itu langsung menawarinya untuk berhubungan seks.
Billy Tamawiwy sebelumnya telah didakwa melakukan pemerkosaan terhadap remaja pria yang ia kirimi gambar-gambar tak senonoh melalui internet.
Jaksa Trent Hickey menjelaskan, dalam melakukan aksinya Billy biasanya memulai pembicaraan dengan topik umum, sebelum akhirnya mengirimkan informasi dan gambar tak senonoh kepada korbannya.
Jika tidak ditanggapi, kata Jaksa Hickey, Billy akan mengirimkan pesan-pesan bernada ancaman.
Menurut Jaksa Hickey, korban dijebak oleh Billy yang menjanjikan bahwa korban akan berhubungan seksual dengan wanita di akun FB palsu itu setelah korban melayani Billy terlebih dahulu.
Pengacara Billy, James Lawton kepada para juri mengakui bahwa kliennya benar telah membuat akun FB palsu itu dan benar telah mengirimkan pesan kepada sejumlah pihak.
Namun ia meminta para juri untuk mempertimbangkan apakah ada unsur suka sama suka dalam dakwaan pemerkosaan yang dihadapi kliennya.
Sidang masih akan berlanjut.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Muda Australia Barat Kesulitan Dapat Kerja Karena Sulitnya Dapat SIM