Bukan Demokrasi Kebablasan, Tapi...

Sabtu, 25 Februari 2017 – 23:23 WIB
Presiden Joko Widodo. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Fachry Ali mengatakan, orang-orang di sekitar Presiden Joko Widodo harus bisa memberi masukan yang tepat.

Menurut Fahry, pernyataan Jokowi -panggilan Joko Widodo- tentang demokrasi di tanah air yang sudah kebablasan menunjukkan orang-orang di sekitar presiden memberi masukan yang tak tepat.

BACA JUGA: Begini Cara Pak Jokowi Rayu Pebisnis Negeri Kangguru

"Yang dimaksud kebablasan bukannya demokrasi, melainkan aktor setiap individu harus diingatkan bahwa kebebasan yang saat ini ada tak pernah aktor-aktor politik ini bayangkan perkirakan sepuluh tahun lalu," katanya, dalam diskusi di kawasan Menteng, Sabtu (25/2) siang.

Karena itu Fahry memaklumi ketika Jokowi melontarkan demokrasi di Indonesia yang sudah kebablasan. Peneliti asal Aceh itu menilai perkembangan teknologi dan kebebasan berekspresi di Indonesia memang berlangsung cepat sejak keruntuhan Orde Baru 19 tahun lalu.

BACA JUGA: Pak Jokowi, Tolong Ingatkan Raja Arab Soal Korban Crane

Meski demikian Fahry berharap kepada orang-orang di Istana Negara yang dipercaya menjadi staf khusus kepresidenan untuk memberi masukan yang tepat ke Jokowi. Fahry lantas menyebut nama Alois Wisnuhardana, kepala Pusat Krisis Media Sosial Kantor Staf Presiden yang harus memberikan masukan kepada orang-orang di Istana yang dipercaya Jokowi agar bisa melihat persoalan demokrasi secara lebih jernih.

“Penting disampaikan kepada pembantu presiden supaya melihat persoalan lebih jernih. Dengan begitu banjir informasi bisa lebih dilihat dari sisi positif," tegasnya.(dkk/jpnn)

BACA JUGA: Prof Jimly Minta Jokowi Kurangi Berkeluh Kesah

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Lho Maksud Pak Jokowi Sebut Demokrasi Kebablasan


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler