jpnn.com - Anggapan bahwa Kaesang Pangarep adalah bagian dari dinasti politik seringkali muncul karena ia adalah putra dari Presiden Joko Widodo.
Namun, penting untuk memahami bahwa anggapan ini tidak selalu mencerminkan kenyataan, dan Kaesang sebagai individu memiliki hak untuk berkarir dalam politik tanpa dicap sebagai bagian dari dinasti.
BACA JUGA: Kaesang dan Terobosan Politik di Indonesia
Kaesang Pangarep adalah individu yang memiliki hak dan potensi untuk membangun karir politiknya sendiri.
Sebagai seorang warga negara Indonesia, ia memiliki hak untuk berpartisipasi dalam politik dan menyuarakan pandangannya sendiri.
BACA JUGA: Kaesang Pangarep Ninja Muda Penumpas Intoleransi, Pengawal Demokrasi
Kaesang memang memiliki latar belakang keluarga yang terkenal, tetapi hal ini tidak dapat menjadikannya otomatis sebagai "bagian dari dinasti", jika ia memiliki visi dan agenda politik yang unik.
Evaluasi terhadap seorang politisi seharusnya didasarkan pada kompetensinya dan kemampuannya dalam menjalankan tugas politiknya.
BACA JUGA: Survei Indikator Sebut Kaesang Bergabung ke PSI Bukan Keinginan Jokowi
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Alexis de Tocqueville, seorang filsuf politik Prancis pada abad ke-19, dikenal atas analisisnya tentang demokrasi Amerika.
Melalui karyanya "Democracy in America" (2004), ia mengamati bahwa dalam sistem demokratis, keturunan atau latar belakang keluarga semestinya tidak menjadi faktor penentu dalam politik.
Dia mengamati bahwa dalam masyarakat demokratis, orang-orang cenderung menilai individu berdasarkan prestasi dan karakter mereka, bukan berdasarkan asal-usul atau keturunan.
Kaesang, seperti politisi lainnya, harus diukur berdasarkan kualitas kontribusinya dalam politik, rencana kebijakan, dan caranya menjalankan tugas publik.
Dalam hal ini, Kaesang perlu dinilai berdasarkan kinerjanya sebagai politisi, bukan hanya karena hubungan keluarganya.
Sejatinya di alam demokrasi, pemilih memiliki hak untuk memutuskan siapa yang mereka pilih sebagai perwakilan mereka.
Kaesang Pangarep, seperti anggota partai lainnya, akan tunduk pada keputusan pemilih dalam pemilihan umum.
Ini adalah mekanisme demokratis yang memungkinkan rakyat memilih siapa yang mereka anggap paling cocok untuk mewakili mereka, tanpa mempertimbangkan apakah seseorang merupakan bagian dari dinasti atau tidak.
Menjalani kareir politik tidak selalu mudah, terlepas dari latar belakang keluarga.
Kaesang, seperti politisi muda lainnya, akan menghadapi tantangan dalam membangun reputasi, memenangkan kepercayaan rakyat, dan membuktikan kompetensinya dalam dunia politik yang kompetitif.
Sehingga anggapan bahwa Kaesang adalah bagian dari dinasti politik adalah sebuah pernyataan yang harus dievaluasi dengan bijak.
Penting untuk memberikan kesempatan kepada individu untuk membuktikan diri mereka sendiri dalam politik dan menilai mereka berdasarkan kualitas kinerja dan kontribusi mereka kepada masyarakat.
Kaesang Pangarep dalam dinamika politik yang demokratis, sejatinya bukanlah dinasti melainkan sedang dinas di Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Ia sedang menjalankan tugasnya sebagai anggota partai politik dengan menghadirkan contoh nyata dari keterlibatan pemuda yang ingin membawa perubahan positif dalam dunia politik Indonesia.
PSI adalah partai politik yang lahir dengan semangat kompetisi sehat dan prinsip "politik tanpa mahar," yang berarti mereka berkomitmen untuk menjalankan politik yang bebas dari praktik mahar atau pemberian uang dalam politik.
Partai politik memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan dan kestabilan demokrasi.
Mereka adalah alat untuk menyatukan beragam pandangan politik, memberikan pilihan bagi pemilih, dan memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan politik.
Giovani Sartori didalam bukunya "Parties and Party Systems: A Framework for Analysis" (1976) menggarisbawahi peran partai politik sebagai penghubung antara pemilih dan pemerintah.
Partai-partai politik memainkan peran kunci dalam menerjemahkan preferensi pemilih menjadi kebijakan politik yang dapat diimplementasikan.
Kaesang Pangarep, sebagai salah satu kader PSI, sedang berperan dalam menjalankan visi dan misi partainya.
Dia adalah sosok pemuda yang memiliki semangat tinggi untuk membawa perubahan yang nyata dalam politik Indonesia.
Keterlibatannya dalam PSI mencerminkan tekadnya untuk membantu membersihkan citra politik yang sering terkait dengan praktik korupsi. Selain itu,
Kaesang dan PSI juga mendorong partisipasi aktif generasi muda dalam politik. Mereka menyadari bahwa pemuda adalah kekuatan besar dalam perubahan sosial dan politik.
Energi, semangat, dan ide-ide inovatif para pemuda adalah potensi besar bagi masa depan bangsa.
Sebagai anggota PSI, Kaesang Pangarep memainkan peran penting dalam mengkomunikasikan nilai-nilai partai, termasuk politik tanpa mahar dan anti-korupsi, kepada masyarakat.
Dia juga menggunakan platform media sosial dan berbagai kegiatan sosial untuk berkomunikasi dengan masyarakat dan memotivasi mereka untuk berpartisipasi dalam perubahan sosial.
Dengan berdinas di PSI, Kaesang menjadi salah satu contoh positif tentang bagaimana pemuda Indonesia dapat terlibat dalam politik dengan integritas dan semangat untuk membawa perubahan yang lebih baik.
Keterlibatannya di partai politik ini merupakan bukti bahwa pemuda memiliki peran penting dalam menciptakan perubahan positif dalam politik dan masyarakat. (jpnn)
Penulis adalah wakil koordinator Divisi Penelitian, Pengembangan dan Edukasi Tjokronesia
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif