Bukhori Mengkritik Label Halal Baru yang Pakai Warna Ungu dan Motif Wayang

Senin, 14 Maret 2022 – 13:50 WIB
Logo halal lama dan logo hahal Baru. Ilustrator: Sultan Amanda/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VIII DPR RI Bukhori Yusuf mengkritisi label halal baru yang dirilis Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal Kementerian Agama (BPJPH Kemenag).

Pasalnya, label halal baru lebih menggunakan unsur ungu ketimbang hijau.

BACA JUGA: Anwar Abbas Mengaku Tersenyum Melihat Label Halal Baru, tetapi Kalimatnya Lugas

"Pemilihan warna ungu tidak relevan unsur keislaman," kata Bukhori melalui keterangan persnya, Senin (14/3).

Legislator Fraksi PKS itu mengatakan penggunaan warna hijau di negara lain sebenarnya bisa dipahami dari sisi historis. 

BACA JUGA: Kemenag Luncurkan Label Halal Nasional, Bagaimana Logo Versi MUI?

Kelir tersebut tidak lepas dari anggapan bahwa warna yang paling disukai Nabi Muhammad SAW.

"Warna hijau identik dengan identitas Islam dan muslim. Sebagai contoh, warna bendera sejumlah negara muslim seperti Arab Saudi, Palestina, dan Pakistan," tutur Bukhori.

BACA JUGA: Kemenag Menetapkan Label Halal Terbaru, Berlaku Mulai Bulan Ini

Toh, kata legislator Daerah Pemilihan I Jawa Tengah itu, penggunaan warna memiliki pengaruh terhadap perilaku, pikiran, dan perasaan seseorang. 

Jika dikaitkan dengan produk, warna hijau diasumsikan sebagai sesuatu yang halal, segar, dan sehat. Sebaliknya, warna ungu bisa diasumsikan sebagai sesuatu yang beracun. 

Bukhori juga mengkritisi motif label halal baru yang mirip gunungan wayang. Hal itu menimbulkan kesan etnosentris dan tidak merepresentasikan identitas keindonesiaan. 

"Jika maksudnya adalah untuk menegaskan identitas Indonesia, sebaiknya tidak menggunakan simbol yang mirip gunungan wayang, karena tidak sepenuhnya merepresentasikan ciri khas Indonesia, selain membuat kaligrafi halal sulit dibaca," beber dia.

Dia pun menyayangkan penyisipan motif gunungan wayang yang seolah dipaksakan sehingga berakibat pada kaligrafi halal menjadi sulit diidentifikasi oleh konsumen.

“Di beberapa negara seperti Australia, Bangladesh, Jepang, Selandia Baru, dan Meksiko dalam label halalnya menyisipkan unsur peta negaranya sebagai penegasan kekhasan atau identitas bangsanya tanpa mengaburkan kaligrafi halal yang merupakan elemen penting dalam label,” beber Bukhori.(ast/jpnn)


Redaktur : Friederich
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler