Bukti Kegagalan Silabus dan Kurikulum

Kamis, 21 Januari 2016 – 08:43 WIB
MENANGIS : Salah satu anak eks Gafatar sedang menangis di lokasi pengungsian di Markas Perbekalan dan Angkutan Kodam (Bekangdam) XII Tanjungpura, Kabupaten Kubu Raya, Rabu (20/1). Foto: MEIDY KHADAFI/PONTIANAK POST

jpnn.com - PONTIANAK - Walikota Pontianak Sutarmidji mengkaitkan menyebarnya ormas Gafatar dengan dunia pendidikan.  

Menurutnya, munculnya aliran menyimpang ini menjadi pelajaran bagi seluruh guru agama. Ia berharap, proses belajar-mengajar  jangan hanya berpatokan pada silabus atau kurikulum.

BACA JUGA: Ketika Matematika Tak Lagi Menakutkan

“Silabus dan kurikulum itu sudah membuktikan gagal. Sehingga guru agama harus punya inovasi dan metode pengajaran agama yang baik dan anak dibekali ilmu agama,” ujarnya mengunjungi Puskesmas di Jalan Kesehatan, Kecamatan Pontianak Selatan, Rabu (20/1).

Pemkot Pontianak juga telah mengeluarkan imbauan resmi, ditujukan kepada warganya, agar melaporkan jika ditemukan kegiatan yang mencurigakan.

BACA JUGA: Kenali 4 Sistem Pendidikan di Indonesia

Masyarakat juga diingatkan jangan percaya ajaran-ajaran dari kelompok mana pun, selain enam agama yang diakui secara sah oleh negara.

“Sampaikan ke saya (jika menemukan adanya kelompok yang mencurigakan, red). Saya akan tangani sesuai dengan keinginan masyarakat,” ujar Sutarmidji. (gus/sam/jpnn)

BACA JUGA: Sekjen FSGI: Jangan Salahkan Guru Jor-joran Latih Siswa

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aplikasi Tryout Unas CBT Dihentikan, Ini Alasannya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler