Bulan Ini, Program Padat Karya Tunai Dimulai di 10 Kabupaten

Rabu, 17 Januari 2018 – 20:11 WIB
Menko PMK Puan Maharani. Foto: for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani menegaskan, program padat karya tunai di desa/cash for work melalui Dana Desa merupakan salah satu upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Mbak Puan menjelaskan, pelaksanaan program tersebut akan dimulai pada Januari ini, khususnya diprioritaskan pada sepuluh kabupaten di 100 desa. Adapun kabupatennya adalah Rokanhulu, Lampung Tengah, Cianjur, Pemalang, Brebes, Ketapang, Gorontalo, Maluku Tengah, Lombok Tengah dan Lanny Jaya.

BACA JUGA: Menko PMK Pastikan Pemerintah Siap Salurkan Bansos Pangan

Untuk keseluruhan tahun 2018, pemerintah menetapkan target sebanyak 100 kabupaten di 1000 desa.

“Kenapa kami pilih penetapan di 100 kabupaten dengan 1000 desa, karena pemerintah masuk untuk mengintervensi dan menyelesaikan masalah-masalah yang terkait dengan stunting atau kekurangan gizi,” kata Menko Puan usai memimpin rakor tingkat menteri (RTM) tentang percepatan pelaksanaan program padat karya di desa yang berlangsung di kantor Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (17/1).

BACA JUGA: Presiden dan Petani pun Tertawa di Sawah

Stunting sendiri adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Stunting akan berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit dan penurunan produktivitas. Saat ini, diketahui sekitar 37 persen atau kurang lebih sembilan juta anak balita di Indonesia mengalami masalah stunting.

Mengenai penyaluran dana desa 2018, Menko PMK menjelaskan bahwa dana desa akan disalurkan dalam tiga tahap, yakni Januari sebesar 20 persen, Maret sebesar 40 persen, dan Juli sebesar 40 persen. Dari total dana desa 2018 sebesar Rp 60 triliun, 30 persennya akan dimanfaatkan untuk Program Padat Karya yang akan dilaksanakan secara swakelola kerja sama antara kabupaten dan desa.

BACA JUGA: Ini Peran Ibu Kekinian di Mata Menko Puan

Selain bersumber dari dana desa, program padat karya juga memanfaatkan anggaran dari kementerian/lembaga yang diimplementasikan melalui program-program kementerian/lembaga.

“Saat ini sinkronisasi program kementerian/lembaga yang masuk dalam program padat karya telah dilakukan oleh Bappenas. Adapun lembaga yang sudah pasti masuk dalam program tersebut antara lain Kementerian Kesehatan, Kementerian PU dan PR, Kementerian Pertanian, Kementerian KKP, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, Kementerian Perhubungan, Kementerian Ketenagakerjaan, dan Kementerian Pariwisata," kata Puan.

Ke depan, imbuh Bu Menko, diharapkan akan semakin banyak Kementerian/Lembaga yang bersinergi dalam program padat karya.

Program-program dari delapan kementerian yang terlibat di antaranya: (1) Kemendesa PDTT; pembangunan embung desa, sarana olahraga, sarana dan prasarana pasar desa; (2) Kemenkes; pemberian makanan tambahan, pembinaan gizi masyarakat dan penyehatan lingkungan; (3) Kemen PUPERA; pamsimas, program percepatan peningkatan tata guna air irigasi, pemeliharaan rutin jalan dan bantuan stimulan perumahan swadaya; (4) Kementan; sarana prasarana pertanian berbasis komoditas, KRPL, kawasan aneka cabai, rehab jaringan irigasi tersier, optimalisasi reproduksi; (5)Kemnaker; padat karya infrastruktur dan tenaga kerja mandiri; (6) KKP; minipadi, kampung nelayan, pugar dan bioflok; (7) Kemenhub; jaringan kereta api, pembangunan drainase di bandara dan pelabuhan; dan (8) Kemenpar; peningkatan kapasitas usaha masyarakat destinasi pariwisata dan gerakan sadar wisata. 

Di akhir RTM ini Menko PMK mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong optimalisasi dana desa demi mendukung percepatan pengentasan kemiskinan dengan memberikan afirmasi pada desa tertinggal dan sangat tertinggal dengan jumlah penduduk miskin serta tingkat stunting yang tinggi agar mampu meningkatkan penghasilan masyarakat guna terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat desa.

Program Padat Karya Tunai di Desa merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa khususnya yang miskin dan marginal yang bersifat produktif dengan mengutamakan pemanfaatan sumber daya, tenaga kerja, dan teknologi lokal untuk memberikan tambahan upah/pendapatan, meningkatkan daya beli, mengurangi kemiskinan, dan sekaligus mendukung penurunan angka stunting. 

Pada gilirannya diharapkan desa mampu menanggalkan status ketertinggalannya menuju desa yang sejahtera, maju, dan mandiri sesuai dengan semangat Nawacita ketiga, membangun dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka NKRI.

“Program ini juga sekaligus bentuk gotong royong segenap pihak serta bentuk sinergi dan koordinasi antara Kementerian/Lembaga untuk mewujudkan kehidupan masyarakat desa yang lebih sejahtera. Jika ke depan hasil evaluasi atas program ini baik, maka Pemerintah akan memperluas cakupan desa yang menjadi lokasi Program Padat Karya,” pungkas Puan.

Hadir dalam RTM ini  Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Menteri PPN/Ka. Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro, Menteri Kesehatan Nina F. Moeloek, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Kepala Sekretariat TNP2K Bambang Widianto, Deputi Kantor Staf Presiden Yanuar, dan perwakilan kementerian/lembaga lainnya. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... HKSN 2017, Puan: Intisari Pancasila adalah Gotong Royong


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler