BACA JUGA: Gubernur BI Tak Perlu Tunggu Pansus Century
Alimoeso juga menyebutkan, perubahan lain adalah tentang penurunan jumlah alokasi raskin per RTS dari 15 kilogram/bulan menjadi 13 kilogram/bulan
Alimoeso menilai terjadinya perubahan kebijakan Raskin terutama yang dibatasi oleh penyediaan anggaran subsidi dalam APBN, telah mengakibatkan durasi penyaluran menjadi tidak konsisten
BACA JUGA: Rp8000/Liter, Terpaksa Pakai Kayu Bakar
“Tentunya durasi penyaluran raskin selama satu tahun menjadi tidak konsisten, terlebih dengan jumlah alokasi per RTS yang selalu berubahNamun di samping itu, Alimoeso lebih lanjut menilai bahwa penyaluran beras raskin merupakan komplemen efektif dalam stabilisasi harga beras mengingat harganya yang relatif murah dan penyebarannya serentak
BACA JUGA: PLN Siapkan Pembangkit Tenaga Surya
“Dengan distribusi raskin yang cukup banyak setiap bulan mampu menjaga harga beras relatif lebih stabil,” ungkapnya.Menurutnya, semakin banyak volume raskin yang disalurkan maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap stabilisasi harga beras di pasaran umum“Sebaliknya, apabila distribusi raskin rendah, maka akan berpengaruh terhadap stabilisasi harga, terutama di musim paceklik, November hingga Februari,” jelasnya.
Untuk diketahui pula, realisasi penyaluran raskin sampai dengan 10 Februari 2010 sebanyak 230.957 ton atau jauh lebih banyak dibanding dengan penyaluran tahun 2009 pada periode yang sama, yakni hanya sebanyak 31.659 ton. (cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bulog Minta Jadi Importir Terdaftar Gula
Redaktur : Antoni