“Untuk mendukung suksesnya bisnis beras, maka perlu adanya dukungan kebijakan pemerintah khususnya dalam hal pemberian tunjangan natura beras,” terang Alimoeso kepada JPNN di Jakarta, Minggu (14/2).
Bisnis beras yang dimaksud, lanjut Alimoeso, adalah perdagangan beras berkualitas premium baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Mekanisme perdagangan beras komersial itu sendiri dilaksanakan dengan pembelian beras premium sesuai dengan harga pasar, untuk kemudian dijual ke pasar umum melalui saluran pemasaran antar pulau dan perdagangan pasar grosir.
Alimoeso juga mengatakan, jika memungkinkan bisa saja Bulog menjual beras ke pasar luar negeri
BACA JUGA: Bulog Keluhkan Perubahan Kebijakan Raskin
“Kalaupun memang memungkinkan untuk melakukan ekspor beras, bisa sajaBACA JUGA: Gubernur BI Tak Perlu Tunggu Pansus Century
BACA JUGA: Rp8000/Liter, Terpaksa Pakai Kayu Bakar
Selain itu, Bulog juga membutuhkan adanya ‘penugasan’ dari Pemerintah untuk melakukan ekspor beras dan penetapan Harga Pokok Beras (HPB) beras medium dan premium.
Sembari menunggu tanggapan dari pemerintah, Alimoeso mengatakan bahwa untuk sementara ini strategi yang dilakukan oleh Bulog adalah membangun jaringan pengadaan dan penyaluran antar daerah dan pulau, serta mencari peluang pasar luar negeri apabila produksi dalam negeri berlebih.
“Selain itu, kami tentunya juga menjalin kemitraan dengan kelompok tani dan penggilingan untuk penyediaan input gabah dan beras yang berkualitas baik sehingga dapat diterima oleh konsumen,” ujarnya.(cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PLN Siapkan Pembangkit Tenaga Surya
Redaktur : Tim Redaksi