BUMA Memulai Masa Penawaran Awal Obligasi Rupiah Pertama

Selasa, 05 Desember 2023 – 17:51 WIB
PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), anak perusahaan PT Delta Dunia Makmur akan menerbitkan Obligasi I BUMA Tahun 2023 untuk pertama kalinya. Obligasi tersebut dicatatkan dengan nilai nominal sebanyak-banyaknya Rp 1,5 triliun. Masa penawaran awal dimulai pada hari Senin, 4 Desember 2023 dan akan berakhir pada Jumat, 8 Desember 2023. Foto: dok. BUMA

jpnn.com, JAKARTA - PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), anak perusahaan PT Delta Dunia Makmur Tbk untuk pertama kalinya akan menawarkan Obligasi I tahun 2023 dengan nilai sebesar Rp 1,5 triliun.

Masa penawaran awal dimulai pada Senin (4/12) dan akan berakhir pada Jumat (8/12).

BACA JUGA: BUMA Dapat Pembiayaan Sindikasi Syariah Pertama, Sebegini Jumlahnya

Inisiatif strategis ini merupakan tonggak bersejarah bagi BUMA seiring dengan perayaan HUT ke-25 perusahaan.

Langkah awal BUMA di pasar obligasi Indonesia ini sekaligus juga memperkuat kredibiltas BUMA sebagai perusahaan jasa pertambangan terkemuka di Indonesiadan Australia.

BACA JUGA: BUMA, Anak Perusahaan Delta Dunia Group Raih CSR Outlook Award 2023 

“Penawaran Umum Obligasi IBUMA tahun 2023 merupakan wujud komitmen kami untuk terus memberikan nilai tambah jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan. Kami percaya bahwa penerbitan obligasi ini akan memperkuat kepercayaan investor dari dalam negeri untuk mendukung industri pertambangan yang berkelanjutan,” kata Presiden Direktur BUMA Indra Kanoena dalam keterangan.

Penempatan dana obligasi ini direncanakan untuk mendorong pertumbuhan BUMA, termasuk peningkatan modal untuk pengembangan bisnis serta penguatan strategi efisiensi operasional yang berkesinambungan.

BACA JUGA: Stafsus Presiden Jokowi: Jangan Lupa Pilih Pak Ganjar, Ya

Penawaran Umum Obligasi I BUMA Tahun 2023 terdiri dari tiga seri; seri adengan jangka waktu 370 hari kalender, seri B dengan jangka waktu tiga tahun, dan seri C dengan jangka waktu lima tahun, terhitung sejak tanggal emisi.

Dalam aksikorporasi ini, BUMA menunjuk PT Mandiri Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi.

“BUMA memiliki rekam jejak yang terbuktiandal dalam mengelola arus kas perusahaan secara tangguh. Fokus kami ke depan adalah terus meningkatkan arus kas dari klien-klien Indonesia dan Australia, mengelola biaya dengan memanfaatkan teknologi inovatif, serta melakukan ekpansi bisnis sesuai strategi yang telah kami tetapkan. Kami berkomitmen untuk menjaga manajemen keuangan yangsolid, terutama dalam mempertahankan metrik kredit yang kuat, serta memperkuat posisi kami yang dominan di sektor pertambangan, baik di Indonesia maupun Australia,” kata Direktur BUMA Silfanny Bahar.

BUMA merupakan kontraktor dengan pangsa pasar terbesar kedua di sektor jasa pertambangan Indonesia dan menjadi kontraktor kelas satu yang disegani di Australia.

BUMA memiliki order book yang kuat, mencakup kemitraan jangka panjang dan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan tambang terkemuka di berbagai lokasi, komoditas, dan disiplin tambang di Indonesia dan Australia.

"Dengan komitmen yang teguhterhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) untuk mencapai emisi net-zero pada tahun 2050, BUMA telah memberikan kontribusi signifikan terhadap kemajuan Delta Dunia Group, terbukti dengan pencapaian group sebagai perusahaan dengan kinerja terbaik kedua di sub-industri batu bara global, sesuai penilaian Sustainalytics ESGRisk Rating. Delta Dunia Group secara substansial meraih kemajuan pada skor ESGRisk Rating dari42,4 pada tahun 2022 menjadi 32,7 pada bulan Juli2023, menandai peningkatan sebesar 10 poin (atau25%)," katanya.

Kinerja BUMA selama sembilan bulan di 2023 telah berhasil memecahkan rekor pendapatan, yakni sebesar USD1,363 milliar dengan EBITDA USD3 08juta, yang menghasilkan keuntungan bersih sebesar USD 30 juta.

Kinerja ini menggambarkan pengelolaan keuangan perusahaan yang sangat baik dan pertumbuhan perusahaan yang pesat.

Pada periode yang sama, BUMA menunjukkan kapasitas arus yang tangguh, di mana aruskas operasional perusahaan melonjak menjadi USD 237 juta.

Dengan EBITDA yang terus meningkat dan mencapai peningkatan rasio utang bersih terhadap EBITDA sebesar 1,85 x, perusahaan siap untuk mempertahankan metrik kredit yang kuat.

"Penawaran Umum Obligasi I BUMA Tahun 2023 makin memperluas diversifikasi strategi pembiayaan kami yang saat ini terdiri dari Obligasi, Pinjaman Bank Konvensional dan Syariah, serta skema pembiayaan Leasing, yang semuanya dalam mata uang dolar AS. Langkah strategis ini mengukuhkan komitmen kami terhadap transparansi, akuntabilitas, serta pelibatan komunitas investasi di pasar kami," kata Indra. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Blak-blakan Eks Ketua KPK: Jokowi Pernah Berteriak Agar Kasus Setnov Dihentikan


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler