BUMN Bakal Jadi Backbone

Untuk Gerakkan Perekonomian dan Konsumsi di Pasar Domestik

Kamis, 27 November 2008 – 05:52 WIB
JAKARTA - Pemerintah bertekad terus meredam potensi turbulensi ekonomi pada 2009Salah satu langkahnya adalah mengoordinasikan seluruh BUMN sebagai penggerak perekonomian

BACA JUGA: Pasar Modal Indonesia Butuh Investor Jangka Panjang

Men BUMN Sofyan Djalil menegaskan bahwa perusahaan pelat merah harus menjadi andalan atau tulang punggung (backbone) sekaligus proaktif dalam upaya menggerakkan perekonomian
''Karena itu, kami akan terus men-drive (mendorong) investasi BUMN pada 2009,'' ujarnya dalam forum Investor Summit 2008 di Jakarta, Rabu (26/11).

Menurut Sofyan, krisis finansial global dan resesi ekonomi di AS berdampak pada tertekannya demand atau permintaan terhadap barang dan jasa di seluruh dunia

BACA JUGA: Stimulus Fiskal Harus Tepat Sasaran

Hal tersebut berdampak pada kinerja ekspor Indonesia
Meski kontribusi ekspor Indonesia hanya sekitar 24-27 persen dari total produk domestik bruto (PDB), dia menilai, turunnya kinerja ekspor harus dikover dengan pertumbuhan konsumsi di pasar domestik

BACA JUGA: Depresiasi Rupiah Tekan Pertumbuhan

''Kita lihat, Tiongkok sudah memberi stimulus untuk meningkatkan demand domestikKita juga harus melakukan hal sama,'' katanya

Sofyan mengatakan, upaya menumbuhkan demand domestik memang harus dilakukan swasta maupun pemerintah''Akan terus didorong agar investasi swasta tetap jalanKhusus untuk BUMN, kami akan push lebih keras,'' janjinya.

Meski demikian, lanjut dia, pihaknya juga tetap minta manajemen BUMN penuh perhitungan''Asal proyeknya bagus, kami minta dijalankan,'' jelasnya.

Dia menyebut, peran BUMN dalam menggerakkan sektor riil cukup signifikan, baik melalui belanja operational atau operational expenditure (opex) maupun belanja modal atau capital expenditure (capex).

Tahun ini, opex BUMN diperkirakan mencapai Rp 698,19 triliun, sedangkan capex-nya Rp 151 triliunTahun depan, Sofyan mengaku belum tahu angka pasti besaran opex dan capex''Saat ini masih kami kumpulkan dari RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan)Mungkin bulan depan selesai,'' ujarnya.

Saat ini, Kementerian BUMN memiliki hitungan opex dan capex 35 BUMNAntara lain, Pertamina, Krakatau Steel, Pembangunan Perumahan, Hutama Karya, Taspen, PPA, Pusri, PTPN V, KA, Angkasa Pura I, Pelindo III, dan beberapa BUMN lain.

Dari 35 BUMN tersebut, total opex 2009 yang terkumpul dalam RKAP mencapai Rp 497,65 triliunAngka ini turun 18,6 persen dibandingkan prognosa opex 2008 sebesar Rp 611,4 triliunPenurunan itu akibat turunnya biaya belanja minyak mentah dan BBM oleh PertaminaSedangkan nilai capex dalam RKAP 35 BUMN yang terkumpul mencapai Rp 32,5 triliun atau naik 92 persen ketimbang prognosa capex pada 2008 yang sebesar Rp 16,91 triliun.(owi/eri/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penerimaan Bea Cukai Lampaui Target APBNP


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler