JAKARTA - Bencana gempa dan tsunami yang menghantam Jepang sempat memicu kekhawatiran bakal berdampak serius bagi dunia usaha di tanah airNamun, khusus untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dampak tersebut sudah bisa diminimalisir
BACA JUGA: April, Trans Studio Bandung Topping Off
Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan, pihaknya sudah meminta laporan dari seluruh BUMN yang memiliki hubungan bisnis dengan Jepang terkait potensi imbas bencana
Menurut Mustafa, beberapa BUMN yang selama ini melakukan ekspor ke Jepang memang melaporkan adanya penjadwalan ulang atas ekspornya
BACA JUGA: Pertamax Lebih Irit 50 Persen
Namun demikian, tidak ada pembatalan-pembatalan order dari pihak JepangBACA JUGA: 147 Daerah Belum Bisa Pungut BPHTB
Mustafa menyebut, kontrak ekspor nikel oleh PT Aneka Tambang (Antam), timah oleh PT Timah, maupun gas oleh PT Pertamina, masih tetap berjalan"Kami sudah meminta agar masing-masing BUMN melakukan pembicaraan bilateral dengan partner bisnisnya di JepangKalau ada beberapa masalah penundaan, kami yakin itu bisa diatasi," jelasnya
Sebelumnya, Direktur Utama PT Aneka Tambang (Antam) Tbk Alwinsyah Lubis mengakui, untuk komoditas nikel, Jepang menjadi pasar utama bagi ekspor AntamDari total ekspor sekitar 2,8 juta ton per tahun, sekitar 2 juta ton diantaranya diserap oleh Jepang"Dengan adanya gempa dan tsunami ini, ekspor ke Jepang memang sempat terganggu," ujarnya
Menurut Alwinsyah, gangguan ekspor terjadi akibat pelabuhan di Jepang yang biasanya dipakai oleh kapal pengangkut nikel, kini rusak akibat gempa dan tsunamiMeski demikian, lanjut dia, manajemen Antam sudah berkomunikasi dengan beberapa pembeli di Jepang terkait penundaan pembelian nikel dari Antam"Intinya, mereka tetap akan beli (nikel Antam), jadi tidak ada pembatalan pembelian, cuma saat ini ditunda dulu," terangnya
Alwinsyah optimistis, begitu kendala transportasi bisa diatasi, maka ekspor nikel ke Jepang akan kembali normalBahkan, kata dia, Antam akan menggenjot ekspor untuk menutup penundaan pembelian saat ini"Kami optimistis, begitu Jepang pulih, ekspor akan naik," ujarnya
Sementara itu, BUMN yang justru terkena dampak tidak langsung dari bencana Jepang adalah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN)Direktur Utama PT PLN Dahlan Iskan menyebut, saat ini ada potensi berkurangnya pasokan komponen pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dari AS dan EropaPadahal, PLN butuh komponen-komponen tersebut untuk membangun PLTG di tanah air"Artinya, kita harus siap-siap rebutan dengan Jepang," katanya
Menurut Dahlan, rusaknya pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Jepang membuat negara tersebut akan mengalihkan produksi listriknya ke PLTGKarena itu, Jepang akan memburu komponen-komponen PLTG yang saat ini dijual oleh produsen di AS dan Eropa"At all cost (dengan biaya berapapun, Red), Jepang pasti akan beli pembangkit-pembangkit itu," katanya
Karena itu, lanjut Dahlan, saat ini PLN sudah berupaya bergerak cepat untuk mencari solusi atas kemungkinan seretnya pasokan komponen PLTGSalah satu opsi yang mengemuka adalah mengikat komitmen dengan produsen komponen PLTG"Kalau kita menunggu-nunggu, kita pasti akan kalah dengan JepangMudah-mudahan, prosesnya bisa lancar," ucapnya(owi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 99 Persen Daerah Siap Pungut BPHTB
Redaktur : Tim Redaksi