jpnn.com - JAKARTA - Kemunculan nama Bunda Putri menimbulkan bias pada penanganan kasus suap penentuan kuota daging sapi impor di Kementerian Pertanian. Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menilai, kasus hukum tersebut cenderung bergeser ke ranah politik.
Nama Bunda Putri muncul saat majelis hakim Pengadilan Tipikor mengkonfirmasi hasil rekaman sadapan milik KPK. Perempuan misterius tersebut lantas diklaim sebagai orang dekat Presiden SBY oleh terdakwa, mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dan saksi seperti Mentan Suswono dan Ridwan Hilmi.
BACA JUGA: Pastikan Kesiapan Raja Ampat jadi Lokasi Sail Indonesia 2014
Karyono menegaskan, keterangan orang-orang tersebut soal Bunda Putri bisa mengaburkan substansi perkara kasus sapi.
"Saya menduga ada upaya pengaburan kasus impor daging sapi ini ditarik ke ranah politis. Upaya ini bisa dilihat dari pergeseran isu yang melebar kemana-mana hingga ke masalah peran Bunda Putri dalam reshuffle kabinet. Ini sudah keluar dari konteks persoalan," kata Karyono dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (18/10).
BACA JUGA: Ruhut Tuding Pengusul Densus Antikorupsi Musuh KPK
Menurut Karyono, upaya pengaburan ini dipicu kurang fokusnya penyidik, jaksa penuntut umum, hingga majelis hakim persidangan dalam menangani kasus suap sapi. Ia pun lebih setuju dengan pendapat yang menyebut Bunda Putri tidak terkait kasus impor daging, tetapi lebih sebagai penghubung ke pihak penguasa.
"Semestinya yang harus dipertanyakan pihak Istana, siapa yang menggeser isu ini, bukan malah menanggapinya secara reaktif," ujarnya.
BACA JUGA: Belum Punya Rencana Duetkan Jokowi dengan Putra Megawati
Karyono menambahkan, indikasi peran Bunda Putri sebagai penghubung penguasa diperkuat dengan kemunculan foto-foto bersama kalangan pejabat. Setelah foto dengan Sekretaris Kabinet Dipo Alam, kini bermunculan foto Bunda Putri bersama Mendag Gita Wirjawan, mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, dan Agum Gumelar.
"Bunda Putri ini, berdasar informasi yang saya dapatkan, cucu dari almarhum Ajengan Abdul Ghofur Mutawalli, ulama besar di wilayah Jawa Barat," tandas Karyono. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perppu MK Memperlihatkan Inkonsistensi SBY
Redaktur : Tim Redaksi