jpnn.com, SAMPIT - Ada yang aneh dengan perilaku Bunga (15, bukan nama sebenarnya).
Remaja asal Desa Hanjalilan, Kecamatan Kota Besi, Kalimantan Tengah itu berubah menjadi pendiam.
BACA JUGA: Ini Syarat Pengusaha yang Ingin Investasi di Kalteng
Setelah 18 hari membisu, Bunga akhirnya membeberkan petaka yang dialaminya kepada sang ibu.
Bunga mengaku diperlakukan tak senonoh oleh Adri (31) pada Senin (8/5) lalu.
BACA JUGA: Pejabat Kepergok Ngamar dengan Wanita Bukan Istri, Katanya Diskusi
Adri tak lain merupakan orang yang dikenal baik oleh keluarga korban.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, saat itu Bunga berniat menjemput sang adik yang diasuh di rumah pelaku.
BACA JUGA: Mencekam! Bawa Parang, Wahyudi Ngamuk di Pasar
Selama ini, orang tua korban memang sering menitipkan dan membiarkan sang anak bermain di rumah pelaku.
Hal itu dilakukan ketika orang tua Bunga sedang bekerja di perkebunan sawit.
Saat itu, usai menjemput sang adik, Bunga langsung berpaling dari rumah pelaku.
Sang adik lebih dulu berlari kembali pulang. Namun, Bunga tiba-tiba dicegat.
Dia dirayu dan dibawa masuk ke rumah. Perbuatan asusila itu akhirnya terjadi.
Setelah puas, Adri menyuruh korban pulang. Bunga melangkahkan kakinya dengan perasaan pilu.
“Pengakuannya, perbuatan itu (cabul) dilakukan sebanyak satu kali,” kata Kapolsek Kotabesi Iptu Sugeng.
Kini, pelaku yang bekerja di perusahaan sawit PT NSP sudah mendekam di balik jeruji Mapolsek Kotabesi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. (ktp)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Oh, Lina... Tak Pernah Jera Menghuni Penjara
Redaktur & Reporter : Ragil