jpnn.com - KENDARI - Malang nian nasib Bunga (nama samaran), gadis 17 tahun warga Bakaremba, Kecamatan Kusambi, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Anak di bawah umur itu menjadi korban pencabulan yang dilakukan De, ayah tirinya.
Sadisnya, sang ayah menggauli Bunga sejak tahun lalu, hingga mengandung.
BACA JUGA: Mencekam, Seorang Pria Banting Helm Lalu Gorok Leher Sendiri di Pinggir Jalan
Kisah pilu itu baru terungkap saat sang kakak berinisial Ar, melihat kondisi fisik adiknya yang mencurigakan ketika berkunjung ke Kendari. Ketika ditanya, Bunga mengaku ia baru melahirkan tujuh bulan lalu, akibat perkosaan yang dilakukan ayah tirinya. Sontak pengakuannya membuat keluarga kaget.
"Kami ingin menghakimi pelaku tapi sadar dampaknya bakal fatal. Makanya kami hanya lapor ke pihak berwajib," keluh Ar saat bertandang di Graha Pena Kendari Pos, Selasa (5/1).
BACA JUGA: Sst...Ada Politikus Demokrat Ikut Pesta Sabu
Bukan hanya itu, Ar mengetahui, ternyata adiknya kerap mendapat perlakuan tak manusiawi. Kaki Bunga bahkan pernah diguyur air panas hingga melepuh dan cacat. "Kami sudah melapor ke Polda Sultra namun belum ditindaklanjuti hingga sekarang. Kami hanya berharap semoga ini cepat ditangani sebab jika tidak, saya tak jamin keamanan pelaku," ancamnya.
Ar memerlihatkan bukti laporan polisi bernomor TBL/356/XI/2015/SPKT Polda Sultra tertanggal 26 November 2015 yang diterima Kompol La Taahu. Sementara itu, Kasubbid PID Polda Sultra, Kompol Dolfi Kumaseh mengatakan, hingga kini ia belum mengetahui proses penyelidikan laporan itu. Namun jika faktanya belum ditindaklanjuti maka ia berjanji akan menanyakan ke pihak Ditreskrimum yang menangani kasus itu.
BACA JUGA: Tukang Ojek Nyambi Jadi Kurir Narkoba, Ketahuan Polisi, Begini Jadinya
"Nanti saya tanyakan. Kami akan tindak lanjuti secepatnya. Kadang memang laporan seperti kami tidak tahu, tapi saya pastikan akan ditindaklanjuti," tegas perwira tersebut. (c/ani/adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buronan Ini Kunci untuk Menyingkap Posisi Nikita dan Puty Sebenarnya
Redaktur : Tim Redaksi