Buntut Intervensi 3T, Luhut Beri Instruksi untuk Penggunaan Dana Desa

Senin, 02 Agustus 2021 – 21:55 WIB
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta dana desa dialokasikan juga untuk menekan angka kematian akibat Covid-19. Foto: ANTARA/Instagram @luhut.pandjaitan/pri

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta sekitar delapan persen dana desa bisa dialokasikan untuk membeli alat deteksi COVID-19.

Hal itu dilakukan untuk menekan angka kematian akibat COVID-19 dan mencegah kasus kematian saat isolasi mandiri.

BACA JUGA: Kenyataan Pahit soal Limbah B3 Indonesia, Pak Luhut Langsung Bertitah: Tidak Ada Waktu Main-main

"Juga di sini pemanfaatan dana desa delapan persen untuk pembelian barang-barang yang diperlukan untuk deteksi secara dini. Jangan sampai ada yang meninggal lagi di kediaman atau isolasi mandiri," ujar Menko Luhut dalam konferensi pers virtual Evaluasi dan Penerapan PPKM, Senin malam (2/8).

yang juga Koordinator PPKM Jawa-Bali itu menjelaskan pemerintah melakukan berbagai intervensi menyusul tingginya angka kematian akibat COVID-19. Intervensi itu mulai dari pembentukan satgas untuk menjemput pasien dan membawanya ke isolasi terpusat (isoter), mendorong 3T (Testing, Tracing dan Treatment) secara masif hingga memastikan pasokan oksigen dan obat-obatan.

BACA JUGA: Buka-bukaan Data Covid-19 DIY, Akhirnya Pak Luhut Tahu...

"Pemerintah juga sudah melihat pemenuhan kebutuhan oksigen dan obat sudah semakin baik. Saya ulangi, kebutuhan oksigen dan obat sudah semakin baik. Dan kami juga berkoordinasi dengan Kementerian Perekonomian yang menangani di luar Jawa yang saat ini kelihatan naik agar (kebutuhan) oksigen itu juga bersama-sama kita bisa atasi tekanannya (pemenuhannya)," kata Menko Luhut.

Khusus untuk sejumlah daerah dengan kasus yang masih tinggi, Menko Luhut mengatakan kapasitas rumah sakit juga terus ditingkatkan.

BACA JUGA: Terima Arahan Pak Luhut, Wamenkes Beberkan Kondisi Puskesmas dan Lab PCR

Pemerintah juga terus memobilisasi pasien COVID-19 yang tadinya melakukan isolasi mandiri untuk dibawa ke isolasi terpusat guna mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Terlebih, fasilitas di isolasi terpusat dilengkapi dokter, perawat, obat-obatan, oksigen, dan konsumsi untuk pasien.

"Sudah kami siapkan 49 ribu, saya ulangi 49 ribu tempat tidur di Pulau Jawa dan Bali sehingga kami ingin dengan testing, tracing, ini harus bisa kami isi sebanyak mungkin sehingga bisa pastikan memisahkan orang-orang yang kena COVID-19 dari keluarganya sehingga klaster keluarga itu bisa dikurangi," ujar Menko Luhut.

Perawatan di isoter juga dinilai dapat mengurangi kasus kematian karena saturasi oksigen yang menurun.

Eks Menko Polhukam itu menyebut banyak kasus kematian terjadi karena pasien baru dibawa ke rumah sakit setelah saturasi pasien turun dan memburuk sehingga terlambat mendapatkan penanganan.

"Isolasi-isolasi terpusat di level desa, kecamatan, kabupaten, kota atau di level provinsi sangat penting untuk pasien pasien berisiko tinggi ataupun yang di rumahnya ada ibu hamil, orang tua, orang komorbid," ujar Menko Luhut. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler