Bupati Bilang, Eksplorasi Agar Gunung Ciremai tak Meletus

Sabtu, 08 Maret 2014 – 08:03 WIB

jpnn.com - MAJALENGKA –  Bupati Majalengka H Sutrisno SE MSi tidak setuju dengan pendapat yang menilai rencana eksplorasi sumber daya panas bumi di Gunung Ciremai Kabupaten Kuningan berdampak negatif masyarakat.  Bupati menyebut hal itu sebagai pemikiran yang keliru.

Sutrisno mengaku setuju-setuju saja atas adanya rencana eksplorasi panas bumi di gunung tertinggi di Jawa Barat itu.

BACA JUGA: Puluhan Honorer K2 yang Lulus CPNS Protes

Menurut Sutrisno, upaya eksplorasi panas bumi sebagai salah satu harta karun sumber daya alam yang terpendam di Gunung Ciremai, tidak akan bermanfaat bagi masyarakat ketika hanya dibiarkan, tanpa ada orang ahli yang bisa mengambilnya.

“Ooh soal isu itu. Itu pemikiran kerdil. Sekarang kita menginjakkan kaki di Bumi Sindangkasih, yang di dalamnya terdapat harta karun dan segala macam anugerah kekayaan alamnya. Apakah akan bermanfaat untuk rakyat manakala tidak ada orang yang mampu mengambilnya? Setuju-setuju saja saya sih, selama itu bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya,” ujar Sutrisno kepada Radar Cirebon (grup JPNN).

BACA JUGA: Petugas Damkar Kecele Gara-gara Mesin Cuci

Setahu dia, eksplorasi panas bumi itu tidak ada efek negatifnya bagi alam dan masyarakat sekitar, asalkan dilakukan sesuai prosedur dan standar keamanan yang memadai, misalnya lewat pengeboran.

“Siapa bilang membahayakan, itu ngaco. Kalau mengambilnya dengan pengeboran dan standar keamanan yang jelas dan memperhatikan lingkungan alam sekitar. Tidak akan ada efek negatifnya. Kita diberikan oleh Allah begitu banyak harta benda dan kekayaan alam yang berlimpah, tapi kalau tidak ada uang, tidak ada orang yang ahli, ya nggak bakal berguna buat rakyat,” sebutnya.

BACA JUGA: Protes Tanda Tangan Karyawan NNT Buat SBY

Justru, kata Sutrisno, jika panas bumi dan uap panas yang terkandung dalam Gunung Ciremai itu tidak diambil sedikit demi sedikit, bakal berdampak pada meledaknya gunung.

“Dengan diambilnya sedikit demi sedikit tekanan udara dan panas dari perut gunung, maka akan mengurangi potensi meledaknya gunung. Berpikir realistis dan ilmiah dong,” katanya.

Dia mencontohkan, pontensi panas bumi yang ada di Gunung Tomohon Sulawesi Utara yang tidak dimanfaatkan panas buminya, maka gunung tersebut pun akhirnya meletus pada pertengahan tahun 2013 lalu, akibat kelebihan tekanan udara dan pasan bumi dari perut gunung.

Di samping itu, Sutrisno mengaku jika adanya aktivitas eksplorasi panas bumi, nantinya justru bakal bermanfaat bagi Kabupaten Majalengka. Sebagai contoh, eksplorasi panas bumi di Gunung Kamojang Garut, meski letaknya jauh dari Kabupaten Majalengka, tapi penghasilan dana bagi hasil yang cukup lumayan bagi Kabupaten Majalengka. Terlebih, gunung Ciremai yang memang letaknya di wilayah Kabupaten Majalengka.

“Dari Kamojang saja, Majalengka yang jaraknya cukup jauh, dapet keuntungan sekitar Rp10 miliar (per tahun) dari Kamojang. Apalagi kalau nanti jadi dari Ciremai, yang memang ada di wilayah Majalengka, mungkin bisa lebih besar lagi,” ujarnya.

Terpisah, Wakil Bupati Majalengka Dr H Karna Sobahi MMPd mengaku belum bisa berkomentar apakah dia menyetujui rencana eksplorasi panas bumi di Ciremai, apakah menolak, atau masih ragu-ragu. Hal ini, lantaran Karna belum mengetahui secara jelas kajian komprehensif dari rencana eksplorasi panas bumi di Ciremai tersebut.

“Saya belum berfikir sejauh itu. Harus saya lihat dulu proposal dan kajianya. Apakah (ketika dieksplorasi) Gunung Ciremai akan habis atau efeknya gimana, saya belum tahu. Tapi yang jelas, jangan sampai merugikan masyarakat,” tukasnya.

Malah kata dia, beberapa waktu lalu, Pemkab Majalengka dan Pemkab Kuningan telah melakukan upaya permohonan ke Kementerian Kehutanan, agar pengelolaan gunung TNGS Ciremai diserahkan ke daerah.

Hal ini, kata dia, bertujuan agar daerah bisa lebih memberdayakan masyarakat, karena jangkauannya bisa langsung bersentuhan dengan masyarakat sekitar gunung. Berbeda ketika ditangani pusat, yang jangkauanya cukup jauh dengan masyarakat, sehingga kontrol kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya memerlukan waktu lama.

“Di era otonomi daerah seperti ini, bisa saja pengelolaannya dilakukan bersama. Dengan cara sharing atau bagaimana. Misalnya pusat nanganin bidang apanya, kita yang punya wilayah nangananin bidang lainnya,” imbuhnya.

Berbeda, tokoh masyarakat Kabupaten Majalengka yang juga Ketua LSM Jaringan Masyarakat Madani (Jarami), Drs H Cecep Suryana MSi mengatakan, sangat keliru kalau pemerintah mau memanfaatkan SDA Ciremai tapi pengelolaannya diserahkan kepada perusahaan asing.

Seharusnya, pemerintah berkaca dari kasus Freeport di Papua yang tidak memberikan manfaat banyak bagi masyarakat sekitar yang hingga kini tetap saja hidup dalam kemiskinan.     

"Kalaupun benar potensi panas bumi Gunung Ciremai mau dimanfaatkan, sebaiknya pengelolaannya dilakukan secara kerjasama antara perusahaan Indonesia seperti Pertamina dengan mempekerjakan tenaga-tenaga ahli dan peralatan teknologi dari luar kalau di kita belum ada. Jika pengelolaan sepenuhnya diserahkan kepada perusahaan asing dengan cara ditenderkan senilai Rp60 triliun, misalnya, yang merasakan uangnya itu bukan masyarakat tapi hanya segelintir orang yang jadi penguasa," jelas Cecep Suryana.                                               

Dikatakan Cecep, di zaman teknologi maju saat ini sangat ironis jika perusahaan Indonesia tidak mampu mengelola SDA panas bumi yang begitu besar. Pemerintah Indonesia sudah saatnya memberikan kesempatan kepada perusahaan lokal untuk mengelola potensi alam yang ada di dalam negeri, sehingga harga diri bangsa dan alam Indonesia tidak hanya menguntungkan pihak asing.     

Lelang yang dilakukan pemerintah untuk mencari perusahaan yang siap mengelola panas bumi Gunung Ciremai kata pria yang juga dosen UIN Bandung ini, merupakan tindakan yang hanya mencari keuntungan sesaat tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat banyak.

Sebab, berapapun nilainya uang yang diperoleh dari hasil lelang SDA Gunung Ciremai hanya keuntungan sesaat dan dinikmati segelintir orang, sedangkan masyarakat sekitar tempat usaha tersebut tidak menikmati apa-apa. (azs/Eko)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Abdul Gani: Kemenangan Ini Untuk Rakyat Maluku Utara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler