Bupati Bima: Kerja Keras Mentan SYL Patut Didukung dan Apresiasi

Selasa, 24 Mei 2022 – 13:57 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL). Foto: M. Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

jpnn.com, BIMA - Bupati Bima, Indah Damayanti Putri mengapresiasi Menteri Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) beserta jajarannya yang mampu mengembangkan sektor pertanian semakin maju, mandiri, dan modern.

Menurut Indah, Mentan SYL sukses meningkatkan produksi padi selama tiga tahun terakhir Indonesia.

BACA JUGA: DPR Apresiasi Langkah Cepat Kementan Tangani Wabah PMK

Dia mengatakan mereka mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri serta tidak melakukan kebijakan impor beras.

"Kerja cerdas seperti Pak Mentan SYL harus kita dukung dan apresiasi bersama," ujar Indah, Selasa (24/5).

BACA JUGA: Kementan dan Pemda Kolaborasi untuk Antisipasi Penyebaran PMK di NTB

Indah mengatakan sektor pertanian merupakan sektor yang paling strategis dalam membangun suatu daerah.

Terlebih dalam membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

BACA JUGA: Pastikan Program Regenerasi Petani Berjalan Baik, Kementan Kuatkan Kapasitas Manajemen

"Banyak yang bisa kita garap untuk menghasilkan ekonomi skala keluarga maupun skala nasional. Maka itu saya bilang pertanian itu sektor yang paling strategis," katanya.

Bupati Sragen Yuni Sukowati menyampaikan terima kasih atas arahan Presiden Jokowi dan Mentan SYL dalam meningkatkan produksi beras nasional selama beberapa tahun terakhir.

Menurut Yuni, arahan Jokowi dan juga kerja cerdas SYL mampu membuat Kabupaten Sragen menjadi salah satu lumbung pangan nasional.

Berdasarkan catatan yang ada, kata Yuni, Sragen menjadi lumbung pangan terbesar kedua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Cilacap.

Di tingkat nasional, Sragen sendiri menjadi lumbung pangan terbesar urutan kesembilan di Indonesia.

Adapun luas lahan sawah di Sragen mencapai 40.129 hektare dan lahan kering 54.026 hektare.

"Alhamdulillah, sragen bisa terus berkontribusi terjadap pangan nasional," katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan, Indonesia sudah tidak mengimpor beras selama tiga tahun terakhir.

Padahal sebelumnya Indonesia mengimpor 1,5-2 juta ton beras setiap tahunnya.

Dia berharap, capaian tersebut dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan dengan menggenjot produktivitas dalam negeri.

"Biasanya kita impor 1,5 juta sampai 2 juta ton per tahun, sudah 3 tahun ini kita tidak. Ini yang harus dipertahankan, syukur stoknya bisa kita perbesar," kata Jokowi. (jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Kembali Gelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler