Buronan Pembunuh Hakim Tua Akhirnya Ditangkap, Motifnya karena Sakit Hati

Kamis, 22 Agustus 2019 – 04:35 WIB
Johannes Pernando saat digiring petugas Subdit III/Jatanras Reskrimum Polda Sumut saat tiba di Bandara Kuala Namu Internasional, Rabu (21/8/2019). Foto :istimewa

jpnn.com, MEDAN - Jajaran Polda Sumut akhirnya berhasil menangkap Johannes Pernando, 27, buronan kasus pembunuhan ayah kandungnya sendiri, Hakim Tua, Selasa (20/8). Johannes diringkus di tempat persembunyiannya di Tangerang Selatan (Tangsel).

“Tersangka ditangkap di bengkel sepeda motor Jalan Jombang Raya Kelurahan Pondok Aren Kecamatan Pondok Aren Kabupaten Tangerang Selatan pada Selasa (20/8) malam,” ujar Direktur Reskrimum Polda Sumut Kombes Pol Andi Rian, Rabu (21/8).

BACA JUGA: Empat Pelaku Begal Sadis Ditangkap, Dua Orang Ditembak Mati

BACA JUGA: Wiranto: Malam Ini Saya Berangkat ke Papua, Jangan Dikompori Lagi

Kata Andi Rian, usai menghabisi ayahnya, tersangka langsung kabur dan bekerja di bengkel sepeda motor tersebut.

BACA JUGA: Ustaz Abdul Somad di Mata Azizah dan Abdul Hadi

“Motif tersangka nekat menghabisi ayah kandungnya masih dalam proses penyidikan. Demikian juga soal pelaku, apakah satu orang atau lebih sedang didalami. Nanti kalau sudah selesai proses penyidikan, akan kami sampaikan,” ucapnya.

Kasubdit III/Jatanras Direktorat Reskrimum Polda Sumut AKBP Maringan Simanjuntak mengatakan, tersangka mengaku menyesali perbuatannya. Hasil penyidikan sementara, tersangka beraksi seorang diri membunuh korban menggunakan kayu broti.

BACA JUGA: Tika dan Riko Divonis Hukuman Mati, Keluarga Korban Ucapkan Allahuakbar

“Tersangka dikenakan Pasal 338 KUH tentang pembunuhan, dengan ancaman hukuman lebih dari lima tahun. Tersangka mengaku menyesal telah membunuh ayah kandungnya sendiri. Untuk sementara ini, pelaku masih tunggal dan spontan, tidak berencana. Kayu diambilnya di sekitar lokasi kejadian,” beber Maringan.

BACA JUGA: Usut Kasus Korupsi Bupati Kotim, KPK Geledah Sebuah Rumah di Tanjungpinang

Terkait motif tersangka nekat membunuh ayah kandungnya, sebut Maringan, dugaan sementara karena sakit hati melihat ibunya dianiaya korban.

“Sebelum pertistiwa pembunuhan terjadi, awalnya ada keributan antara ibunya dengan korban di lantai 2 rumah mereka. Ibu tersangka sempat menjerit sebelum akhirnya pingsan. Mendengar kedua orangtuanya ribut, tersangka naik ke lantai 2 sambil membawa sepotong kayu. Secara spontan, tersangka langsung memukul kepala korban dua kali hingga terkapar bersimbah darah. Selanjutnya, tersangka dan keluarganya membawa korban ke rumah sakit, tapi nyawa korban tak dapat tertolong,” pungkasnya. (fir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bani Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Kebun Karet


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler