jpnn.com - CIKALONGWETAN - Proyek high speed train Jakarta-Bandung akhirnya resmi digeber. Start pengadaan sarana umum yang dibangun tidak menggunakan anggaran dari APBN ini dimulai dengan groundbreaking yang dilakukan Presiden Joko Widodo di perkebunan Walini, Cikalongwetan, Bandung Barat, Bandung, Kamis (21/1).
Selain Jokowi, seremoni pembangunan stasiun kereta cepat itu juga dihadiri oleh Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Hanggoro Budi, Guberbur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Bupati Bandung Barat Abubakar, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan sejumlah menteri dari kabinet kerja Joko Widodo.
BACA JUGA: Sebut Engeline Bahagia Bersama Margriet, Benarkah?
Menurut Jokowi, keberadaan kereta cepat atau transportasi massal ini menjadi solusi kemacetan yang terjadi di berbagai daerah bukan hanya Jakarta dan Kota Bandung. Dengan hadirnya kereta cepat ini untuk memudahkan masyarakat dalam mobilitas barang dan orang dari Jakarta-Bandung. "Kereta cepat ini salah satunya untuk kecepatan mobilitas barang dan orang," kata Jokowi seperti dikutip dari Bandung Ekspres, Jumat (22/1).
Jokowi memandang, transportasi massal ini sudah lama dilupakan oleh semua orang dan lebih memilih kendaraan pribadi sebagai sarana transportasinya. Padahal menurutnya, dengan menggunakan transportasi massal akan lebih memudahkan masyarakat dan terhindar pada kemacetan. "Jawaban soal kemacetan ya dengan hadirnya transportasi massal seperti kereta cepat ini," tegasnya.
BACA JUGA: Bikin Kaget! Ruang Ganti Pemain kok Jadi Kamar dan Dapurnya Warga
Keberadaan kereta api, bus, kereta cepat dan transportasi massal lainnya, diungkapkan Jokowi, akan tetap didahulukan untuk dibangun dimasa kepemimpinannya. Bahkan, Jokowi tidak menampik setelah dibangunnya kereta cepat Jakarta-Bandung ini, sejumlah daerah lainnya akan meminta hal yang sama. "Karena mobilitas barang dan orang itu banyak di berbagai daerah, maka akan meminta pembangunan yang sama," ujarnya.
Presiden menjelaskan, hadirnya kereta cepat ini juga akan meningkatkan pengembangan sentra ekonomi baru koridor Jakarta-Bandung. Jokowi juga menekankan, pembangunan kereta cepat ini menggunakan dana investasi serta tanpa adanya jaminan pemerintah.
BACA JUGA: Keren! Karena Inovasinya di Bidang Pariwisata, Kabupaten Ini Menangi Award PBB
"Karena APBN kita fokuskan pada pembangunan infrastruktur yang saat ini tengah difokuskan pembangunannya di luar Jawa. Seperti pembangunan jalan tol, lalu kereta api antara Makasar-Manado, lalu juga pembangunan kereta api di Papua serta pembangunan akses jalan. Nantinya menjadi Indonesia sentris bukan hanya Jawa sentris," tegas Jokowi.
Anggaran untuk kereta cepat ini dibiayai secara mandiri oleh konsorsium BUMN Indonesia dan konsorsium China Railways dengan skema business to business. Konsorsium BUMN tersebut antara lain PT Wijaya Karya (Persero), PT Jasa Marga (Persero), PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII berkolaborasi dengan konsorsium China yag mendirikan perusahaan patungan dengan nama PT KCIC.
Kereta cepat ini bakal menghubungkan empat stasiun antara Halim, Karawang, Walini (KBB), dan Tegalluar (tidak jauh dari kawasan Gedebage.
Pengoperasian kereta cepat ini membutuhkan pasokan listrik sekitar 75-100 megawatt. Untuk itu, rencananya KCIC bekerjasama dengan PT PLN (Persero) dan direncanakan dalam jangka panjang akan membangun power plant sendiri untuk memastikan tidak ada gangguan pasokan listrik saat kereta beroperasi. (drx/adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dandim Kekurangan Anggota untuk Basmi Penyelundupan Senjata Teroris
Redaktur : Tim Redaksi