Bus Pengantin Terseret KA

Senin, 06 Juli 2009 – 11:04 WIB
HANCUR- Bangkai bus PO Hadi Utama saat dievakuasi dari lokasi kecelakaan. Foto: Radar Solo/JPNN
KLATEN- Tragedi kecelakaan kereta api (KA) kembali menelan korbanKecelakaan maut itu terjadi di perlintasan KA tanpa palang pintu Mbah Ruwet di Desa Pokak, Kec

BACA JUGA: KPK Bidik 3 RSUD di Kaltim

Ceper, Klaten, Minggu pagi (5/7)
Bus mini PO Hadi Mulyo yang membawa sekitar 40 orang keluarga pengantin ditabrak KA Prambanan Ekspres (Prameks).

Sebanyak 14 orang tewas setelah bus PO Hadi Mulyo terseret KA jurusan Solo-Jogja dengan nomor lokomotif 759 itu

BACA JUGA: Lombok-Sumbawa Diproyeksikan jadi Destinasi Wisata Dunia

Sedangkan 12 orang luka-luka dan dirawat di Rumah Sakit Islam (RSI) Klaten.

Berdasar informasi yang dihimpun Radar Solo (JPNN Grup), peristiwa tragis itu terjadi sekitar pukul 10.20 saat bus nopol AD 1444 BE tersebut hendak mengantarkan keluarga pengantin pria Utut Joko Wahyudi, 19
Dari Desa Jati, Kec Sumberlawang, Sragen, rombongan berangkat menuju Dukuh Sragon, Desa Mlese, Kecamatan Ceper, Klaten, pukul 08.00.
Saat bus tiba di perlintasan KA tanpa palang pintu lima menit sebelumnya, pengemudi sepeda motor Suzuki Bravo nopol H 4972 MC sudah memperingatkan datangnya kereta

BACA JUGA: Dua Mega Proyek Sulut Terancam Batal

Tapi, pengemudi bus, Turbudi, 39, nekat melintas.
 
Pada saat bersamaan, dari arah utara (Solo) datang KA PrameksKereta yang dimasinisi Hazrul Efendi, 48, tersebut melaju kencangBus yang melintas tiba-tiba mogok di atas rel jalur pertamaTabrakan tidak terelakkanSaking kerasnya benturan, minibus itu terseret hingga 300 meterBahkan, pagar pembatas rel yang terbuat dari cor hancur akibat hantaman bus

Jeritan pun terdengar saat bus terseretSejumlah penumpang sempat meloncat ke areal persawahanSebagian lagi tewas dan terjatuh di samping kiri dan kanan relSedangkan KA yang terdiri atas empat gerbong tersebut baru berhenti setelah gerbong pertama dan lokomotif anjlokAsisten masinis Mardi Sanyoto yang berada di dekat jendela bagian kanan lokomotif terluka berat akibat benturan

Sembilan penumpang bus tewas seketika di lokasi kejadianLima orang lainnya tewas setelah dirawat di rumah sakitPara korban tewas itu dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Tegalyoso, Klaten, untuk divisumKorban luka dilarikan ke RSI Klaten.

Salah seorang penumpang bus yang selamat, Sriwati, 25, menuturkan, saat itu dirinya duduk di bagian belakangKarena itu, dia tidak mengetahui persis kecelakaan tersebutHanya, dia mendengar bahwa sesaat sebelum kejadian, ada penumpang yang memperingatkan pengemudi bus
"Tapi, sopir bus tidak menghiraukan peringatan dan nekat melintasi relTiba-tiba bus berhenti di rel pertamaDalam hitungan detik, dari arah utara melaju sebuah KA yang kemudian menabrak bus," ujarnya di RSI Klaten

Penumpang lain, Joko Wahyudi, 43, menuturkan, sekitar 100 meter sebelum lokasi kecelakaan bus berjalan olengPadahal, jalan sebelum perlintasan agak menanjak

"Bus berjalan pelanSaat di tengah perlintasan, tiba-tiba mesin matiKA melaju cepat sehingga penumpang tidak sempat keluar dari bus," terangnyaDia mengakui bus kelebihan muatanKapasitasnya hanya 25 orang, tapi bus itu membawa sekitar 40 orang

Petugas sempat kesulitan mengevakuasi bangkai bus dan gerbong KAPT KA Daerah Operasi (Daop) VI Jogjakarta harus mendatangkan derekEvakuasi selesai pukul 15.30 setelah melibatkan petugas dari PT KA dan relawanEvakuasi sempat terganggu warga yang menonton dan memadati lokasi

Di antara 14 korban tewas, 12 dipastikan warga Desa Jati, Sumberlawang, SragenYakni, Tumiyati, 25; Trio, 11; Lagiyem, 60; Painem, 60; Tinem, 55; Sumiyati, 55; Wahyuni, 15; Nur Lailatun Nikmah, 23; Wagiyem, 50; Parti, 30; Nyono, 50; dan Hadi Gimin, 49Seorang lainnya, Turbudi, 39, sopir busSatu korban tewas belum bisa diidentifikasi (Mr X).
Sebanyak 11 korban luka adalah warga Desa Jati, Sumberlawang, SragenTermasuk dua anak-anakSeorang lainnya, Mardi Sanyoto, 48, asisten masinis

Musibah itu membuat warga Dusun Brontok, Desa Jati, Sumberlawang, Sragen, berdukaSuasana desa yang semula sepi mendadak ramai dan sibukPara pemuda berkumpul di Masjid Baiturahman untuk mendata dan menyiapkan salat jenazahBeberapa rumah dipasangi terpal untuk menyambut kedatangan jenazah.

Ketua RW 05 Dusun Brontok, Cipto Giharjo, 53, menuturkan, begitu datang, jenazah korban akan ditempatkan di Masjid BaiturahmanKemudian, jenazah disalatkanRencananya, jenazah dimakamkan hari ini (6/7) di dua TPUYakni, TPU Jati dan TPU Gulon Di Desa Jati

Cipto menuturkan, dirinya sebenarnya diminta keluarga Sugito-Mujiatun (orang tua pengantin pria Utut Joko Wahyudi) menjadi sesepuh pengantin"Tapi, karena menunggu adik yang sakit di rumah sakit, saya terpaksa menolak," katanya.

Cipto menambahkan, rencana ngunduh mantu dijadwalkan hari iniNamun, acara itu batal karena hari ini diadakan pemakaman jenazah para korban"Keluarga korban sudah meminta acara hajatan ditiadakan," ujarnya

Perlintasan KA yang dinamai Mbah Ruwet itu bukan hanya kali ini menelan korbanDalam enam bulan terakhir, terjadi tiga kali kecelakaan di sanaDua kecelakaan itu masing-masing menewaskan seorang.
Namun, PT KA Daop VI Jogjakarta berdalih bahwa kecelakaan di perlintasan Mbah Ruwet terjadi sejak palang pintu perlintasan otomatis yang dipasang Pemkab Klaten hilang sekitar setengah tahun lalu akibat dicuri orangSejak pencurian itu, PT KA berkoordinasi dengan pemkab soal pengamanan.

Kapolres Klaten AKBP Tri Warno Atmojo mengatakan, antisipasi sudah dilakukan maksimal untuk mengamankan perlintasanSalah satu buktinya adalah pemasangan rambu-rambu peringatan dekat perlintasan"Pada jarak sekitar 25 meter sebelum rel, dipasang peringatan agar berjalan pelan-pelanLalu, pada jarak 10 meter sebelum rel, ada rambu-rambu awas KA," ujarnya

Dia menduga kecelakaan itu disebabkan kecerobohan pengemudi bus"Itu baru dugaan sementaraMeski KA sudah dekat, dia nekat melintasi rel KATabrakan pun terjadi," tuturnya(oh/her/jpnn/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapal Nelayan Harus Pasang Merah Putih


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler