Bustanul Arifin: Pertanian Menjadi Andalan Saat Resesi

Senin, 09 November 2020 – 13:42 WIB
Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat melakukan panen raya. Foto: Humas Kementan RI.

jpnn.com, JAKARTA - Peningkatan kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi nasional diapresiasi sejumlah kalangan. Capaian tersebut juga dinilai tidak terlepas dari upaya maksimal dari Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL).

Pengamat Eknomi Pertanian dari Universitas Lampung (Unila) Prof Bustanul Arifin menyebutkan, pertumbuhan positif sektor pertanian pada triwulan III 2020 yang mencapai angka 2,15 persen (YonY), jauh di atas angka pertumbuhan ekonomi nasional yang minus 3,45 persen.

BACA JUGA: PPPK Penyuluh Pertanian Mengajukan Permintaan ke Mentan

Apalagi, pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir satu tahun juga berdampak pada tingkat pengangguran terbuka (TPT) menjadi 9,77 juta orang atau 7,07 persen.

"Pada sisi ini, sektor pertanian menyerap lapangan kerja 29,76 persen atau peningkatannya mencapai satu persen," ucap Prof Bustanul pada Minggu (8/11).

BACA JUGA: Ekonom IPB Optimistis Sektor Pertanian Masih Akan Terus Tumbuh

Bila dilihat dari sisi pangsa pasar, pertanian juga cenderung bangkit dari semula di tahun 2010 sebesar 15,3 persen sempat turun di tahun 2019 menjadi 13 persen. Namun, tepat di Triwulan ke III 2020 naik menjadi 14,68 persen.

Bustanul menyimpulkan, dalam kondisi sulit di masa Pandemi Covid-19, sektor pertanian menjadi bantalan dan andalan menghadapi resesi perekonomian.

BACA JUGA: Analisis Dedi Kurnia soal Kepulangan Habib Rizieq, Singgung Masalah Hukum

"Di sinilah peran Kementerian Pertanian yang tidak pernah kendor," tegasnya.

Prof Bustanul mencermati, beberapa bidang lain seperti peternakan dalam dua triwulan berturut-turut masih mengalami pertumbuhan negatif. Hal itu disebabkan oleh rendahnya harga daging dan telur ayam, akibat melemahnya permintaan.

"Ini menjadi amat signifikan mengganggu kinerja subsektor peternakan, sehingga perlu mendapat perhatian serius, jika ingin mencapai yang lebih baik," sarannya.

Selain itu, dia juga menerangkan bahwa Kementan telah melakukan langkah terbaik, dengan mengeluarkan Surat Edaran Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk mengelola jumlah atau suplai GGPS (Great-Grand Parent Stock) atau bibit-biangnya ayam dan GPS (Grand-Parent Stock) yang menghasilkan parent stock dan DOC (day-old chicken).

"Apabila upaya tersebut terus dijalankan, maka sektor peternakan akan tumbuh maksimal," tandasnya.

Sementara itu, akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Muhammad Firdaus mengatakan sektor pertanian adalah penolong bagi perekonomian Indonesia di tengah suasana pandemi Covid 19 yang terus berkepanjangan.

Dia mengibaratkan sektor pertanian sebagai sebuah nyawa terhadap hidup dan matinya roda perekonomian sebuah bangsa.

Firdaus menyatakan, data BPS mengenai pertumbuhan sektor pertanian adalah kabar gembira sekaligus pemicu bagi petani untuk meningkatkan produksi kebutuhan pangan nasional.

"Apalagi, pertumbuhan ini terjadi saat sektor lain mengalami penurunan. Ini kabar gembira bagi perekonomian Indonesia" tambah Firdaus.(*/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler