Cabai Merah Sumbang Inflasi Tertinggi

Selasa, 05 Desember 2017 – 10:59 WIB
Ilustrasi cabai. Foto: Radar Madiun/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Harga bahan pangan membuat inflasi pada November 2017 mencapai 0,20 persen.

Adapun tingkat inflasi tahun kalender 2017 mencapai 2,87 persen. Sementara itu, tingkat inflasi secara year-on-year (yoy) mencapai 3,30 persen.

BACA JUGA: Waspadai Gejolak Harga Volatile Foods Jelang Akhir Tahun

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto menuturkan, inflasi terjadi karena naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran.

“Namun, yang tertinggi adalah kelompok bahan makanan dengan kenaikan harga 0,37 persen. Kelompok itu memberikan andil inflasi 0,09 persen,’’ kata Kecuk, Senin (4/12).

BACA JUGA: Miris, Nekat Curi Beras Lantaran tak Punya Uang

Komoditas yang dominan memberikan andil adalah cabai merah sebesar 0,06 persen, beras (0,03 persen), dan bawang merah (0,02 persen).

Sementara itu, daging ayam ras, ikan segar, dan telur ayam ras masing-masing menyumbang 0,01 persen.

BACA JUGA: Volume Ekspor Beras Indonesia ke Malaysia Terus Meningkat

Meski beras memberikan andil inflasi cukup kecil, bobotnya cukup besar.

Harga beras pada semua golongan naik. Beras kelas medium di tingkat penggilingan pada November 2017 naik 1,79 persen sehingga menjadi Rp 9.280 per kilogram.

Pada kelas premium, harga beras naik 0,38 persen sehingga menjadi Rp 9.539 per kilogram dari bulan sebelumnya Rp 9.503 per kilogram.

’’Beras kelas rendah juga naik 2,33 persen menjadi Rp 9.039 per kilogram dari bulan sebelumnya Rp 8.834 per kilogram,’’ tambah Kecuk.

Kenaikan harga pangan diprediksi mencapai puncaknya bulan ini.

Namun, Kecuk menekankan bahwa kenaikan harga pangan itu tidak sampai membuat tingkat inflasi melonjak tinggi.

Sebab, inflasi November tahun ini jauh lebih besar daripada November pada tahun-tahun sebelumnya.

’’Artinya, upaya pemerintah jauh lebih bagus. Dengan pengalaman tersebut, saya berharap inflasi Desember terkendali,’’ katanya.

Sementara itu, inflasi inti justru terus mengalami penurunan. Pada November, besaran inflasi inti mencapai 0,13 persen. Besaran inflasi tersebut merupakan yang terendah sejak November 2004

Penurunan inflasi inti biasanya disebabkan melemahnya daya beli masyarakat. Kecuk mengakui, seharusnya permintaan justru meningkat menjelang akhir tahun.

“Namun, saya enggak khawatir soal daya beli. Penyebabnya seperti kita ketahui ada shifting konsumsi masyarakat dari offline ke online dan dari non leisure ke leisure. Karena itu, mari berharap Desember ini permintaan naik, tapi harganya rendah,’’ paparnya.

Sementara itu, Menkeu Sri Mulyani Indrawati enggan berbicara banyak mengenai rendahnya inflasi inti yang berkaitan dengan daya beli.

Dia hanya menekankan bahwa tren inflasi rendah sepanjang tahun ini harus diapresiasi.

Selain itu, pihaknya melakukan pengawasan komoditas pangan yang ditengarai melonjak pada akhir tahun.

’’November ada beberapa kenaikan komoditas, tetap harus diwaspadai. Sebab, masuk Desember permintaan meningkat dan musim atau cuaca yang ekstrem ini menimbulkan beberapa tambahan tekanan terhadap harga,’’ ungkapnya di Hotel Borobudur. (ken/pus/c22/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengangguran Terbuka Masih Banyak, Vokasi Jadi Kunci


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler