PENGADILAN Israel kemarin (22/3) menjatuhkan hukuman tujuh tahun penjara kepada mantan Presiden Israel, Moshe Katsav dalam kasus perkosaanVonis pengadilan itu pun menjadi pesan yang tegas kepada publik Israel bahwa tidak ada pengecualian hukum
BACA JUGA: Kemlu Cari WNI Pekerja di Istana Kadhafi
Diberitakan REUTERS, tiga hakim panel menyatakan bahwa Katsav bersalah karena dua kali memperkosa seorang pembantu ketika ia menjabat sebagai menteri kabinet di akhir 1990-an
Tak hanya itu, Katsav yang kini berusia 65 tahun juga dinyatakan bersalah karena menghalangi pengadilan dengan berusaha berunding dengan seorang pelapor untuk mengatur kesaksian di depan polisi
BACA JUGA: Dihujani Roket, Israel Mengancam
Namun Katsav yang dikenal taat agama, menyatakan bahwa dirinya hanya korban pemerasan dari pihak yang mencari-cari kesalahan karena latar belakang etnis
BACA JUGA: 15 Kontainer Ikan Dipulangkan ke Tiongkok
Ia tumbuh besar dari daerah kumuh dan pernah dijadikan contoh yang baik bagi imigran Yahudi dari Timur Tengah maupun Afrika UtaraSebab, kebanyakan elit Israel secara tradisional merupakan keturunan Eropa.Katsav berimigrasi dengan keluarganya ke Israel pada tahun 1951Pada usia 24, Katsav menjadi wali kota termuda dan melanjutkan karier politiknya dengan memegang beberapa jabatan di kabinet Partai LikudParlemen memilih Katsav sebagai presiden pada tahun 2000 dengan kemenangan mengejutkan atas Shimon Peres, negarawan Israel peraih Nobel Perdamaian
Namun skandal telah memaksa Katsav untuk pensiun diniMeski demikian hal itu berdampak kecil terhadap fungsi pemerintah Israel, karena presiden hanya berfungsi untuk seremonial saja.
Namun demikian ledakan kasus perselingkuhan Katsav telah memperkuat skandal korupsi yang memaksa Perdana Menteri Ehud Olmert turun jabatan.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Krisis Nuklir Jepang Masih Serius
Redaktur : Tim Redaksi