jpnn.com, JAKARTA - Cadangan devisa Indonesia hingga akhir Agutus 2018 sebesar USD 117,9 miliar.
Jumlah itu lebih rendah daripada posisi akhir Juli yang sebesar USD 118,3 miliar.
BACA JUGA: Langkah BI Dinilai Hanya Mencegah Kepanikan
Direktur Eksekutif-Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman Zainal mengungkapkan, penurunan cadangan devisa pada Agustus terutama dipengaruhi pembayaran utang luar negeri pemerintah.
’’Selain itu, dipengaruhi (upaya) stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat,’’ kata Agusman akhir pekan kemarin.
BACA JUGA: Transaksi Kliring Meningkat 30 Persen
Meski demikian, Agusman memastikan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,8 bulan impor atau 6,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Dia juga meyakinkan bahwa besaran cadangan devisa tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
BACA JUGA: Presiden Ingatkan Pentingnya Menjaga Cadangan Devisa
Pihaknya menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
’’Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik serta kinerja ekspor yang tetap positif,’’ kata Agusman.
Pengamat ekonomi Indef Bhima Yudhistira mengatakan, posisi cadangan devisa per akhir Agustus tersebut harus diwaspadai.
Posisi itu merupakan yang terendah sejak Januari tahun lalu. Sentimen cadangan devisa juga akan berpengaruh terhadap perilaku pasar.
’’Perlu dicatat, cadev dibandingkan dengan PDB Indonesia hanya 14 persen, jauh di bawah negara peers, Filipina 26 persen, dan Thailand 58 persen,’’ ujar Bhima.
Bhima menegaskan, BI maupun pemerintah harus mencermati pergerakan rupiah. Tren pelemahan rupiah diprediksi terus berlanjut hingga akhir September.
Hal itu dipicu rencana kenaikan Fed rate sebesar 25 basis points (bps). Sebelumnya, bunga acuan The Fed yang naik berkebalikan dengan yield treasury bond sepuluh tahun yang turun menjadi 2,88 persen per 6 September 2018. (ken/c19/fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi: Pariwisata Mampu Memperkuat Cadangan Devisa
Redaktur : Tim Redaksi