Sampah angkasa dari sebuah roket menghiasi langit Queensland, negara bagian dengan ibukota Brisbane. Warga yang melihatnya mengaku terpukau dengan pertunjukan cahaya yang spektakuler. Roket China Long March 3B memisahkan bagiannya di Queensland Debris dari pesawat luar angkasa ini diperkirakan jatuh ke Samudra Pasifik Debris ini diperkirakan sepanjang 12 meter

 

BACA JUGA: Jasa Besar Anjing Liar Bagi Kelestarian Lahan Australia, Ternyata

Beberapa video yang muncul di jejaring sosial menunjukkan berlalunya sebuah cahaya terang, dari Noosa ke Bundaberg, dua daerah di Queensland pada Kamis malam lalu.

"Mulai terpisah [bagian roketnya]," ujar Sonia McLeod, yang menangkap peristiwa itu dalam kamera.

BACA JUGA: Perang Facebook Vs Pemerintah Australia Selesai, Siapa yang Kalah?

"Tapi tidak ada suara," ujarnya lagi.

"Wow. Mulai terbakar. Apa sih itu?"

BACA JUGA: Serangan Udara Amerika Serikat Pertama di Bawah Kepemimpinan Joe Biden

"Luar biasa ini." Video: Video: warga di Queensland melihat cahaya yang melintas di atas langit (ABC News)

 

Astrofisikawan dari University of Southern Queensland Jonti Horner mengatakan bahwa serpihan tersebut adalah sampah angkasa dari sebuah roket, bernama Chinese Long March 3B, yang meluncurkan satelit navigasi di tahun 2019.

Ia mengatakan panjang sampah angkasa ini diperkirakan mencapai 12 meter dengan lebar 3 meter ketika memasuki orbit dan mulai terpisah.

"Jadi ini adalah potongan yang cukup besar dan kuat," ujarnya. Photo: Astrofisikawan University of Southern Queensland, Profesor Jonti Horner mengatakan bagian roket China ini mulai terpisah ketika mencapai orbit. (Supplied: USQ)

 

"[Objek] ini sudah mencapai bumi dan semakin lama semakin rendah posisinya, karena atmosfer," katanya lagi.

"Akhirnya, objek ini terbakar malam kemarin, dan sifatnya tidak berbahaya."

Profesor Harner mengatakan bagian roket ini mulai terpisah secara bertahap ketika berada di orbit.

Bagian roket yang tersisa juga kemungkinan lepas di atmosfer, namun karena memakan waktu lebih banyak untuk terbakar, telah menjadi puing-puing yang terbakar.

Profesor Horner mengatakan roket ini diprediksi akan mendarat di Samudra Pasifik.

"Inilah mengapa kita sering melihat banyak hal seperti ini di wilayah laut bagian selatan, karena Pasifik adalah tanah pembuangan alami, karena besar dan kosong, dan tidak ada siapapun di sana sehingga adalah tempat yang aman." Photo: Roket pengangkut Long March 11 meluncur di Laut Kuning Provinsi Shandong, China pada tanggal 5 Juni 2019. (Reuters: China Daily)

 

Profesor Harner juga mengatakan pelacakan debris angkasa adalah pekerjaan yang berat karena muatan sampah angkasa yang mengancam keberadaan satelit aktif.

"Warga di seluruh dunia mengamati sampah angkasa setiap waktu. [Mereka] mencoba dan memprediksi apakah ada satelit yang terancam bahaya," ujarnya.

"Biasanya Stasiun Angkasa Internasional akan melakukan beberapa manuver sepanjang tahun untuk menghindari dampak yang mungkin terjadi."

Diproduksi oleh Natasya Salim dari artikel dalam bahasa Inggris yang bisa dibaca di sini

Ikuti berita seputar pandemi Australia dan lainnya di ABC Indonesia

BACA ARTIKEL LAINNYA... China dan India Berebut Pengaruh Politik Lewat Diplomasi Vaksin COVID-19

Berita Terkait