Cak Imin Bermain, PBNU Berpotensi Terbelah?

Selasa, 21 Desember 2021 – 20:28 WIB
Uchok Sky Khadafi. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pemerhati parlemen Uchok Sky Khadafi mencium aroma perpecahan kepengurusan PBNU pada Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung, 22-24 Desember mendatang.

Analisis itu disampaikan Uchok setelah melihat besarnya kans KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya merebut posisi ketua umum PBNU di arena Muktamar NU Lampung.

BACA JUGA: Cak Imin Ungkap Kesamaan Gus Yahya dan Gus Dur

Kans pengasuh pondok pesantren Roudlotut Tholibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah, itu tidak terlepas dari bermainnya salah satu pimpinan DPR RI sekaligus ketum parpol.

"Salah satu faktor kemenangan Gus Yahya adalah dukungan Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar atau cak Imin," kata Uchok dalam keterangan di Jakarta, Selasa (21/12).

BACA JUGA: Aziz Yanuar Minta Prajurit TNI yang Cari Habib Bahar Jangan Baper, Ferdinand: Ini Terlalu Konyol

Terlebih lagi, kata Uchok, ketum PBNU nanti dipilih dengan metode pemilihan menggiring suara cabang-cabang NU ke arah aklamasi atau voting.

"Satu suara satu cabang, tetap saja yang akan menang adalah Gus Yahya," lanjut Uchok.

BACA JUGA: Penabrak Misterius di Nagreg Tewaskan Sejoli, Bang Reza Ungkap Keanehan Ini

Namun demikian, dia memprediksi kemenangan Gus Yahya sebagai ketua umum PBNU nanti bakal mendapat penolakan dari kubu petahana KH Said Aqil Siroj.

"Mungkin saja dengan alasan adanya kecurangan dalam pemilihan," lanjutnya.

Alasan lain dari kubu petahana menolak kemenangan Gus Yahya, yaitu adanya dugaan intervensi pemerintah melalui Kementerian Agama kepada cabang-cabang NU agar tidak memilih kembali KH Said Aqil Siroj sebagai ketua umum PBNU.

"Dengan adanya penolakan terhadap Gus Yahya sebagai ketua umum PBNU oleh kubu KH Said Aqil Siroj, maka Muktamar NU akan melahirkan dua atau tiga PBNU," ujar Uchok.

Prediksinya, PBNU bisa terbelah menjadi versi Gus Yahya, versi kubu Kiai Said, dan PBNU versi Indonesia Timur.

Guna menghindari keterbelahan PBNU pascamuktamar Lampung, Uchok menyarankan mekanisme pemilihan ketum jangan diserahkan kepada PCNU dan PWNU secara langsung atau voting.

BACA JUGA: Inilah yang Dikhawatirkan Ferdinand Hutahaean tentang Sosok Habib Bahar, Ngeri!

"Lebih baik dan lebih maslahat memilih metode pemilihan dengan cara ahlul halli wal aqdi (AHWA) atau PCNU dan PWNU memilih para kiai sepuh untuk menjadi anggota AHWA.

"Para kiai sepuh inilah yang akan memilih ketua umum PBNU. Hal ini bisa menghindari politik uang, pengaruh politisi busuk, dan menghindari PBNU terbelah berkeping-keping menjadi tiga," kata pengamat politik anggaran itu.

Uchok juga mengingatkan komposisi anggota AHWA tidak boleh memasukkan Wakil Presiden Kiai  Ma'ruf Amin sebagai apa pun dalam AHWA.

"Kalau Kiai Ma'ruf Amin ikut sebagai AHWA, ini sama saja pemerintah ikut campur dalam urusan internal NU," kata Uchok Sky Khadafi. (fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler