jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Jamiluddin Ritonga angkat suara mengenai pertemuan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dengan komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Jamiluddin menaruh rasa curiga di balik pertemuan tersebut.
BACA JUGA: Jovan Demokrat Komentari Wacana Penundaan Pemilu, Menohok
"Layak dicurigai, karena Cak Imin salah satu motor yang menginginkan pemilu ditunda. Dikhawatirkan membawa misi untuk mempengaruhi KPU dan Bawaslu agar turut serta dalam menunda pemilu," kata Jamiluddin Ritonga kepada JPNN.com, Senin (14/3).
Dia menyebutkan Cak Imin sebagai ketua umum partai pendukung pemerintah, memiliki kemampuan menekan KPU dan Bawaslu.
BACA JUGA: Soal Wacana Penundaan Pemilu, Ketua PWNU Jakarta Bilang...
"Salah satunya menekan anggaran yang diminta KPU dan Bawaslu sehingga tidak dimungkinkan pemilu dilaksanakan 2024," lanjutnya.
Akademisi Universitas Esa Unggul itu menyatakan sangat tidak etis dan tidak lazim ketua umum partai bertemu komisioner KPU dan anggota Bawaslu.
BACA JUGA: Jazilul PKB Sadari Penundaan Pemilu Langgar Konstitusi, Tetapi Layak Dicoba
"Persoalan yang terkait dengan KPU dan Bawaslu seharusnya diselesaikan di Komisi II DPR RI," jelas mantan dekan FIKOM IISIP Jakarta itu.
Jamiluddin Ritonga menekankan Cak Imin, KPU, dan Bawaslu harus secara terbuka menjelaskan maksud pertemuan tersebut, agar tidak menimbulkan kecurigaan di tengah masyarakat.
Seperti diketahui, tujuh komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan lima anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) untuk masa jabatan 2022-2027 terpilih bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin baru-baru ini.
Hal itu diketahui melalui unggahan foto di Instagram resmi Cak Imin (@cakiminow) pada Jumat (11/3) lalu. (mcr8/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yang Tandatangani Petisi Tolak Penundaan Pemilu 2024 Sudah Sebanyak Ini
Redaktur : Fathan Sinaga
Reporter : Kenny Kurnia Putra