jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menilai, Indonesia memiliki modal besar yang dapat dikapitalisasi untuk mengatasi persoalan akut kemiskinan. Di antaranya, luas tanah objek reforma agraria yang mencapai 9 juta hektare.
"Jika mengikuti logika transmigrasi, setiap kepala keluarga dapat diberikan dua hektare lahan untuk menopang kehidupan mereka. Maka potensi sembilan juta hektare sudah bisa memberikan solusi bagi 4,5 juta kepala keluarga atau 18 juta penduduk miskin," ujar Muhaimin saat membuka diskusi Reformasi Agraria dalam rangka Hari Lahir PKB ke-19 di DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Senin (17/7).
BACA JUGA: Data Terbaru BPS: Yang Miskin Semakin Miskin
Dengan demikian, jumlah penduduk miskin yang menurut angka statistik Badan Pusat Statistik (BPS) 2016 mencapai 27,76 juta jiwa, kata pria yang akrab disapa Cak Imin ini, akan berkurang drastis.
"Bahkan jika dihubungkan dengan angka kemiskinan pedesaan yang hanya 14,1 juta jiwa, potensi sembilan juta hektare lahan tersebut memberi gambaran tuntasnya bagian terbesar dari persoalan kemiskinan," ucap Cak Imin.
BACA JUGA: Program Agraria untuk Mengatasi Kemiskinan Banyak Kendala
Selain tanah objek reforma agraria, Perhutani dan Inhutani kata Cak Imin juga memiliki lahan yang luas mencapai 12,7 juta hektare.
Lahan tersebut dapat diakses masyarakat dalam kerangka perhutanan sosial, sehingga dapat semakin memberi harapan bagi penuntasan persoalan kemiskinan.
BACA JUGA: Penduduk Miskin Bertambah, Ini Penyebabnya
"Total angka 21,7 juta hektare jika dikelola dengan baik tentu merupakan solusi skala besar bagi persoalan kemiskinan dan pengangguran di Indonesia," katanya.
Karena itu mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) ini berharap potensi keagrarian di bawah program Reforma Agraria dapat benar-benar dijalankan dengan baik. Demi menjawab persoalan akut kemiskinan dan pengangguran di Indonesia.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jatim Provinsi dengan Jumlah Penduduk Miskin Terbanyak
Redaktur & Reporter : Ken Girsang