Cak Nun Bikin Tamu Undangan Ngakak

Minggu, 16 April 2017 – 06:23 WIB
BERGANDENGAN: Gus Mus (kiri) menggandeng Emha Ainun Nadjib setiba di kediaman. Foto: KHOLID HAZMI/RADAR KUDUS

jpnn.com, REMBANG - KH Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus menggelar tasyakuran pernikahan putranya, kemarin (15/4). Sejumlah tokoh nasional, ulama, dan seniman turut hadir.

Dalam acara itu, KH Maimoen Zubair yang akrab disapa Mbah Moen dan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun dipercaya untuk memberikan nasihat bagi kedua mempelai. Suasana tasyakuran pun begitu gayeng.

BACA JUGA: Pemerintah ke Mana? Kok Tukang Becak Perbaiki Jalan

Tamu-tamu berdatangan ke kediaman Gus Mus di Kelurahan Leteh, Rembang, sejak Jumat malam (14/4).

Penjagaan dari Polres Rembang dan Banser juga dimulai sehari sebelum tasyakuran tersebut. Termasuk penataan dekorasi panggung untuk kedua mempelai, Bisri Musthofa dan Keinesasih Hapsari Puteri.

BACA JUGA: Biaya Terlalu Tinggi, Proyek LRT Batam Ditolak Komisi VI DPR

Ada 1.500 undangan yang disebar. Tamu-tamu berdatangan sekitar pukul 09.30 hingga pukul 11.00.

Budayawan Sujiwo Tejo dan Quraish Shihab bersama putrinya, Najwa Shihab, hadir di awal. Tampak pula Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

BACA JUGA: Kenaikan TDL sampai 45,6 Persen, Warga: Ini sudah tak Manusiawi Lagi

Dipercaya untuk memberikan nasihat bagi kedua mempelai, Cak Nun merasa bahwa hal itu merupakan tugas berat. Namun, dengan rasa takzim kepada Gus Mus, dia melaksanakan amanah tersebut.

Di hadapan kedua mempelai, Cak Nun menjelaskan filsafat Jawa molimo yang harus dilakukan. Lima hal yang dimaksud adalah mlumah, mengkurep, modot, mlebu, lan metu.

Mlumah diartikan sebagai orang yang selalu rida. Mengkurep dimaksudkan agar menjadi orang yang selalu memberi, menyantuni, dan mengayomi.

Lalu, modot diibaratkan sebagai kekuatan manusia untuk menghadapi tantangan hidup.

”Mlebu-metu itu seperti hidup yang memasukkan agar keluar. Contohnya, kancing baju kita masukkan, tapi ujungnya keluar,” ungkapnya.

Mbah Moen melanjutkan pemberian nasihat untuk mempelai yang melangsungkan akad nikah pada 17 Desember 2016 itu.

Pengasuh Ponpes Al-Anwar, Sarang, itu mengungkapkan, niat untuk menikah di akhirat harus diutamakan. Setelah itu baru tujuan nikah untuk hal duniawi.

Sebab, manusia paling tidak enak di surga ketika tidak punya istri dari dunia. ”Saya ingin nikah ini nikah yang maksudnya nomor satu akhirat, yang kedua dunia,” ungkapnya.

Meskipun dihadiri tokoh-tokoh nasional, suasana tasyakuran pernikahan itu tak berlangsung formal. Bahkan, Cak Nun dan Mbah Moen yang dipercaya untuk memberikan nasihat sesekali membuat kedua mempelai dan tamu undangan tergelak.

Setelah memberikan nasihat, Mbah Moen memimpin doa yang sekaligus menutup tasyakuran tersebut. Doa juga dikumandangkan oleh Quraish Shihab dan KH Anwar Manshur dari Lirboyo, Kediri.

Sekitar pukul 13.00 para tamu dan beberapa tokoh mulai meninggalkan kediaman Gus Mus. Antara lain Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta Quraish Shihab dan putrinya, Najwa Shihab.

Sedangkan seniman serta budayawan seperti Cak Nun dan Sujiwo Tejo masih berada di Rembang.

Sebab, malam harinya mereka turut berpartisipasi dalam acara lek-lekan sekaligus peluncuran buku Gus Mus yang berjudul Sajak-Sajak Cinta Gandrung edisi spesial. (lid/noe/aji/c11/owi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cerita Istri yang Lebih Peduli Keluarganya Ketimbang Suami


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Cak Nun   Gus Mus   Mbah Moen  

Terpopuler