jpnn.com, BATAM - Aksi penolakan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang akan digelar serentak pada Senin mendatang (17/4) menuai dukungan dari sejumlah elemen masyarakat.
Seperti yang dilakukan masyarakat Sagulung (SMS) bersama perangkat Rt/Rw se Kecamatan Sagulung, yang akan mengikuti aksi unjuk rasa kenaikan Tarif Dasar listrik (TDL).
BACA JUGA: Ekonomi Batam Lagi Lesu, Wali Kota Minta Kenaikan Tarif Listrik Ditinjau Ulang
Sebelum melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan TDL, perangkat RT/Rw terlebih dahulu menggelar rapat koordinasi di Kecamatan Sagulung. Mereka menyerukan ikut ambil bagian dalam aksi unjuk rasa pada Senin mendatang, menolak kenaikan TDL.
"Ini sudah tidak manusiawi lagi, kenaikan TDL sampai 45,6 persen, apa lagi saat ini kondisi ekonomi, masyarakat sangat sulit,"kata perangkat Rt/Rw, Sabtu (15/4).
BACA JUGA: Batam Sulit Terapkan Kebijakan Kemendikbud Soal Hal Ini
Efenndi, Rw 7 kelurahan Sei Lekop menuturkan, semenjak tanggal (10/4) warganya sudah banyak yang mengeluh dengan kenaikan TDL. Kebanyakan dari warga yang sudah membayar listrik mengaku kaget, karena tagihan yang harus mereka bayarkan naik 100 persen dari yang biasa mereka bayar
"Tagihan membengkak, masyarakat baru merasakan beberapa hari terakhir ini setelah melakukan pembaran listrik," kata Efenndi kepada Batam Pos kemarin.
BACA JUGA: BP Batam Didesak Percepat Selesaikan Lahan Status DPCLS
Sementara Zainal Ketua solidaritas masyarakat Sagulung mengatakan, kegiatan solidaritas ini merupakan bentuk penyampaian keluhan masyarakat terhadap pemerintah. "kami minta Gubernur untuk melakukan revisi dan peninjauan kembali kenaikan TDL yang terjadi saat ini," kata Zainal.
Untuk aksi unjuk rasa hari mendatang, beberapa organisasi masyarakat dan aliansi yang ada di Kota Batam, akan melaksanakan unjuk rasa, seperti Aliansi masyarakat peduli Listri (Ampli), SMS dan sejumlah masyarakat.
"Kami mengetahui persis apa yang dirasakan masyarakat, kita sebagai organisasi ikut menyuarakan apa yang menjadi keluhan warga," tuturnya. (she/cr19)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Industri Shipyard Terpuruk, 20 Perusahaan Tutup Total
Redaktur & Reporter : Budi