jpnn.com - JAKARTA--Tim investigasi honorer kategori dua (K2) menyebutkan, hampir 89 persen kabupaten/kota telah menjadi lahan bermainnya para calo CPNS.
Menurut Ketua Tim Investigasi Gerakan Honorer K2 Indonesia Bersatu (GHK2IB) Riyanto Agung Subekti alias Itong, pihaknya telah menemukan berbagai fakta di lapangan, banyak honorer K2 telah menjadi korban.
BACA JUGA: 2018, Target Tata Kelola Pemerintahan Berkelas Dunia
"Para korban ini menceritakan kepada kami rata-rata mereka dikenai dana sebesar Rp 50 juta sampai Rp 150 juta. Mereka mau menyerahkan uang karena dijamin 100 persen bahkan 1000 persen pasti lolos jadi CPNS. Tapi ternyata janji tinggal janji, para korban hanya bisa gigit jari," kata Itong kepada JPNN, Selasa (6/4).
Banyaknya honorer K2 yang jadi korban, lanjutnya, karena calonya orang-orang berpengaruh. Di antaranya oknum PNS, LSM, anggota dewan, pimpinan Ormas, dan pengurus forum honorer sendiri.
BACA JUGA: MUI Desak Nama Baik 19 Situs Islam Direhabilitasi
"Keterlibatan orang-orang inilah yang membuat jumlah tenaga honorer K2 membludak tak terkendalikan. Karena itu kami terus mengumpulkan fakta-fakta di lapangan untuk menjerat para calo CPNS ini," terangnya.
Atas temuan-temuan inilah menurut Itong, mendorong forum honorer K2 terus berjuang menuntut haknya sebagai CPNS tanpa tes. Dengan alasan sudah pernah ikut tes pada 3 Nopember 2013. Apalagi passing grade hasil seleksi tidak pernah dipublikasikan. (esy/jpnn)
BACA JUGA: Pemerintah Buka Peluang Cabut Pemblokiran Situs Media Islam
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bos Perusahaan Pencaplok Lahan KAI Ditahan Kejagung
Redaktur : Tim Redaksi