JAKARTA --Pansel Komisi Yudisial (KY) pesimistis mampu memenuhi target pemilihan calon komisioner KY untuk periode 2010-2015Sebab, pendaftaran calon komisioner KY masih sepi peminat
BACA JUGA: Waisak di Aceh Barat Berlangsung Khidmat
Sejak dibuka pendaftaran 18 Mei lalu, baru delapan orang mendaftar"Salah satu faktor sepinya peminat adalah anggaran yang hingga kini belum turun
BACA JUGA: Doa Bersama dan Sedekah Umat
Padahal persoalan anggaran itu krusial," kata anggota Pansel KY Komaruddin Hidayat ketika dihubungi kemarin (28/5)Komaruddin menuturkan, akibat terganjal soal anggaran, Pansel KY tidak mampu bekerja secara maksimal
BACA JUGA: Waisak, Hotel di Siantar Sepi
Terutama dalam upaya sosialisasi kepada masyarakat terkait seleksi calon komisioner KYDia melanjutkan, upaya sosialisasi tersebut akan diwujudkan dalam bentuk iklan di media massa"Jadi, kalau dana tidak turun, kita juga belum bisa mengiklan di media massaAkibatnya, tidak banyak orang tahu,"tambahnyaDalam rangka sosialisasi sembari menunggu dana turun, Pansel KY pun menempuh cara lainYakni, metode jemput bola atau talent scouting, dengan mengirim surat pemberitahuan kepada sejumlah perguruan tinggi,organisasi masyarakat, serta organisasi profesi yang berkaitan dengan hukum"Selain itu kami juga menginformasikan kepada rekan-rekan Pansel KY yang memiliki teman yang memiliki potensiTapi, tidak perlu kuatir karena semuanya pasti diseleksi,"imbuhnya
Selain persoalan anggaran, lanjut Komaruddin, sepinya peminat juga dipengaruhi oleh perasaan takut gagal di tingkat seleksi DPRDia memaparkan, banyak calon berpotensi, namun gagal di tingkat legislatif"Kebanyakan takut dipermalukan di hadapan DPRKarena pengalaman tahun-tahun sebelumnya seperti ituSehingga mereka juga enggan mendaftar,"ujarnya
Untuk itu, dia mengakui, kemungkinan Pansel KY tidak bisa memenuhi target pemilihan calon yang seharusnya selesai pada Agustus mendatang"Sekarang kita membutuhkan 14 calon yang akan diajukan kepada presiden untuk kemudian diseleksi DPRNah, sampai kemarin baru 8 yang daftar, jadi agak sulit penuhi target sepertinya," urainya
Sementara itu, merespon keluhan Pansel KY terkait anggaran, Indonesian Corruption Watch (ICW) justru menilai jumlah anggaran yang diajukan terlalu besar, yakni Rp 6 miliarMenurut Koordinator ICW Emerson Juntho, Pansel KY tidak perlu memusingkan soal anggaran, melainkan memaksimalkan upaya jemput bola"Dalam sejarah, baru Pansel KY saja yang anggarannya paling mahal, mencapai Rp 6 miliarItu pemborosan anggaran," tegasnya ketika ditemui di Pusdiklat RRI, kemarin
Emerson mengatakan, upaya sosialisasi tidak hanya bisa dilakukan di media masaPansel KY bisa memanfaatkan sejumlah instansi pemerintah untuk mensosialisasikan seleksi calon komisioner KY tersebut"Kan bisa juga lewat website resminya KYSelain itu, berpromosi di media massa justru akan mengundang calon-calon yang tidak potensial, melainkan hanya job seeker (pencari kerja)Lebih efektif melakukan upaya jemput bola," paparnya
Seperti diberitakan sebelumnya, alokasi dana untuk proses seleksi calon komisioner KY, mencapai Rp 6 miliarRinciannya, Rp 4,3 miliar digunakan untuk kepentingan publikasi pendaftaran anggota KY di media massa, sementara sisanya Rp 1,7 miliar untuk kepentingan operasional kerja PanselAnggaran yang masuk dalam Rancangan Anggaran Biaya (RAB) Pansel itu sudah diusulkan ke Kemenkeu sejak dua pekan laluNamun, belum turun hingga kini(ken)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kembali ke Nilai-nilai Spiritual dan Nasionalisme
Redaktur : Tim Redaksi