Calon Menang, Bisa Kantongi Sampai Rp 150 Juta Plus ke Kelab Malam

Kamis, 23 April 2015 – 09:18 WIB
Ilustrasi. FOTO: dok/jawapos

jpnn.com - Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI 2015 telah selesai digelar 18 April lalu. Namun, ada cerita menarik yang sempat dilontarkan beberapa voter dalam kongres PSSI. Salah satunya tentang besarnya uang yang berputar untuk memilih salah satu calon.

-------

BACA JUGA: Amin Ginting, Kades yang Kehilangan Warga dan Wilayah di Kawasan Gunung Sinabung

SEGEROMBOLAN orang terlihat berbincang-bincang di depan hotel JW Marriot, Surabaya pada Jumat (17/4) malam lalu. Selang beberapa menit kemudian, sebuah mobil SUV datang menghampiri mereka membawa rombongan orang tersebut keluar.

Gerombolan itu bukanlah sekedar tamu hotel, mereka adalah rombongan pengurus sepak bola dari daerah di timur Indonesia. Mereka adalah pemilik suara alias voter Kongres Luar Biasa PSSI 2015. Ya, saat itu KLB memang dihelat di Hotel JW Marriot Surabaya.

BACA JUGA: Patricia Deandra, Kartini Muda Pembelah Angkasa

Seperti diketahui, pemilik suara dalam KLB PSSI terdiri dari klub ISL, klub divisi utama dan klub liga nusantara. Selain itu asosiasi pelatih, asosiasi pemain dan asosiasi futsal juga punya hak memilih. Totalnya mencapai 106 suara.   

Lantas kemana rombongan tersebut pergi? Sumber JPNN mengatakan bahwa rombongan itu dibawa, untuk melakukan deal-deal dengan calon tertentu. Sumber tersebut mengakui bahwa setiap kongres memang tak bisa lepas dari politik uang. 

BACA JUGA: Ternyata, Salah Satu Peneliti Vaksin Kanker Serviks Itu Orang Indonesia

Bukan hanya Ketua Umum, tapi calon Executive Committee, sampai wakil ketua umum, juga menyiapkan sejumlah uang. "Yang saya tahu, nilainya sampai ratusan juta," ungkapnya.

Dia mencontohkan, salah satu ketua umum, ada yang menyiapkan sampai Rp 150 juta, untuk mendapatkan satu suara.

"Saya tidak berani sebut nama calonnya. Yang pasti itu sudah satu paket, sampai wakil ketua umum dan 12 Exco yang lainnya," tegas lelaki yang meminta namanya tak disebut.

Mengapa sampai sebesar itu? Sumber tersebut menjelaskan, jika prestis PSSI dan prospek yang dihasilkan oleh PSSI ke depan cukup besar.

"Sudah bukan rahasia, kalau mau jual hak siar Timnas, dapatnya besar. Belum lagi pengaruh dari Ketum PSSI, prestisnya, mau jualan politik juga bisa. Karena anggotanya banyak," tegas dia.

Jika ingin mudah terkenal, via PSSI juga tak sulit. Sebab, olahraga sepak bola adalah yang terpopuler di negeri ini. Karena itu, sumber tersebut membocorkan jika salah satu calon wakil ketua umum (waketum) ada yang berani memberi sampai Rp 60 juta untuk beberapa suara.

Meski demikian, dia menilai perputaran uang di kongres kali ini, tak sebesar kongres sebelumnya.

"Kalau dulu, bukan cuma segitu (Rp 150 juta), bisa dapat dua sampai tiga kali lipat kalau bisa dapat ngecer. Sekarang kan paketan karena persaingan nggak sengit. Sudah kebaca siapa yang jadi setelah Joko Driyono mundur," tandasnya.

Selain uang, voter tersebut mengakui juga ada servis lain yang disiapkan untuk para pemilik suara oleh calon Ketum. Mereka menyebutnya sebagai entertain.

"Sudah tahu semua, ada yang sampai dibawa ke kelab malam. Bahkan ada yang eksekusi uang setelah pemilihan itu di kelab malam," paparnya.

Sementara itu, saat salah satu manajer klub asal Sriwijaya FC Robert Herry membantah kabar tentang adanya permainan politik uang saat KLB PSSI. “Itu semua tidak benar. Tak ada yang namanya politik uang," ujarnya singkat lantas meninggalkan JPNN. 

Hal senada juga dikatakan Ketua Asprov Jateng Djohar Ling Eng. “Politik uang saya pikir tidak ada. Pemilihan murni untuk PSSI,” kata dia. (dkk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sambil Menangis, Menteri Susi Kisahkan Perjuangan Ibunya yang Kabur di Usia 12 Tahun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler